Wonosobo Hebat
Wonosobo Dorong Penguatan Pembelajaran Budaya Jawa di Sekolah
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Upaya memperkuat identitas budaya Jawa di lingkungan pendidikan kembali menjadi perhatian serius Pemkab Wonosobo.
Melalui Implementasi Kongres Kebudayaan Jawa III, para guru didorong untuk menghadirkan pembelajaran budaya yang kreatif, inovatif, dan dekat dengan keseharian siswa.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo, Musofa, pada Senin (17/11/2025) di Pendopo Selatan.
Baca juga: Disdagkopukm Wonosobo Gelar Pasar Murah, Beras 1,5 Ton dan Minyak 45 Karton Dijual di Bawah Pasaran
Baca juga: Update Kondisi Koperasi Merah Putih di Wonosobo: Baru 13 Persen yang Aktif Jalankan Unit Usahanya
Musofa menegaskan bahwa Kongres Kebudayaan Jawa III telah melahirkan berbagai arahan strategis yang perlu segera diwujudkan oleh seluruh pemangku kepentingan, terutama di dunia pendidikan.
Dia menekankan bahwa pelestarian, penyebaran, dan inovasi budaya harus dilakukan secara bersamaan dan disesuaikan dengan dinamika pendidikan masa kini.
"Beberapa arah kebijakan penting antara lain penguatan bahasa dan sastra Jawa, peningkatan dokumentasi budaya melalui media modern, serta pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran,” ungkapnya.
Terkait usulan pengajuan Aksara Jawa ke UNESCO, dia menilai, dukungan akademik dan dokumentasi yang kuat sangat diperlukan.
Menurutnya, peran guru menjadi kunci dalam menumbuhkan apresiasi siswa terhadap aksara serta budaya Jawa.
Musofa berharap kegiatan ini mampu mengarahkan hasil kongres menjadi langkah konkret di sekolah-sekolah. Dimulai dari penguatan literasi budaya, pengembangan kreativitas siswa, hingga dokumentasi budaya berbasis media digital.
“Pelestarian budaya perlu disajikan secara kreatif, dekat dengan keseharian generasi muda, dan mampu menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna."
"Kami mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan ini sebagai ruang refleksi, kolaborasi, dan inovasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua MGMP Bahasa Jawa SMA Kabupaten Wonosobo, Triana Kanthi Wati menyampaikan, Kongres Kebudayaan Jawa III mengeluarkan beberapa rekomendasi penting terkait pelestarian, pengembangan, serta pemanfaatan budaya, sastra, bahasa, dan aksara Jawa.
Dia menilai, guru memiliki peran vital karena berinteraksi langsung dengan siswa setiap hari.
Triana juga menyebutkan bahwa kegiatan ini diikuti 50 guru dari jenjang SMP, SMA, dan SMK, sebagai bukti tingginya komitmen terhadap pelestarian budaya Jawa.
Baca juga: Pemkab Wonosobo Evaluasi Progres KDKMP, Soroti Lahan untuk Gerai dan Penguatan Kelembagaan
Baca juga: UMP Purwokerto Luncurkan Agro Edu Wisata Kelapa Kopyor di Wonosobo
“Kami belajar bersama, berdiskusi, dan menyusun strategi agar kebudayaan terasa menarik dan bermanfaat bagi generasi Z."
"Semangat ini membuktikan bahwa pelestarian budaya tidak akan pernah surut,” tegasnya.
Dia turut mengapresiasi Pemkab Wonosobo serta pihak-pihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan ini.
Perwakilan Dinas Kebudayaan DIY, Setya Amrih Prasaja menambahkan, kegiatan dua hari tersebut yang berisi diskusi dan pelatihan diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi implementatif bagi penguatan pembelajaran budaya di sekolah.
“Kami berharap kegiatan ini dapat melahirkan strategi pengajaran budaya yang relevan, inovatif, dan mudah diterapkan oleh para guru di kelas,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Wonosobo berharap terjalin kerja sama yang lebih erat antara guru, sekolah, serta lembaga kebudayaan.
Selain memperkuat identitas budaya lokal, hal ini juga menjadi bagian dari kontribusi Kabupaten Wonosobo dalam menyongsong Kongres Kebudayaan Jawa IV di Jawa Tengah.
“Ini menjadi momentum penting untuk melahirkan program dan tindakan nyata yang dapat diterapkan di setiap satuan pendidikan, sehingga budaya Jawa tetap hidup melalui pembelajaran yang menarik, relevan, dan penuh kreativitas,” pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251118-_-Pembukaan-Kongres-Kebudayaan-Jawa-III-di-Wonosobo.jpg)