Teknik Memanen Air Hujan ala Nenek Moyang Kembali Dipopulerkan di Semarang
Rain Water Harvesting (RH) adalah teknik pengumpulan dan penampungan air hujan ke dalam tangki atau waduk
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Laporan Reporter Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Sebagian besar masyarakat belum menyadari pentingnya memanen air hujan untuk mencukupi kebutuhan air rumah tangga. Teknologi sistem pemanenan air hujan (Rain Water Harvesting) pun belum familiar bagi masyarakat modern saat ini.
Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Semarang Gunawan Saptogiri, teknologi sederhana itu telah dipraktikkan orang tua terdahulu, bahkan sejak berabad-abad. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, teknologi itu lambat laun ditinggalkan.
"Ini seolah baru, padahal orang tua kita zaman dahulu sudah mempraktikkan. Namun, untuk yang saat ini lebih dikembangkan lagi," katanya, Jumat (8/1/2016).
Rain Water Harvesting (RH) adalah teknik pengumpulan dan penampungan air hujan ke dalam tangki atau waduk. Air hujan dialirkan melalui pipa penghubung yang dipasang di atap-atap rumah menuju tempat penampungan di bawahnya.
Namun, sebelum masuk ke tangki penampungan, air hujan akan disaring terlebih dahulu melalui tabung filter untuk menetralisir kotoran.
"Air itu nantinya bisa dipakai untuk kebersihan, bersuci, mencuci, menyiram, atau mandi. Pemakaian listrik atau PDAM bisa diarahkan untuk yang lain, jadi lebih hemat," katanya.
Gunawan menandaskan, BLH bekerjasama dengan Unika Soegijapranata berupaya mempopulerkan kembali teknologi ini, terutama di masyarakat Kota Semarang.
Sementara ini, RH sudah dipraktikkan di beberapa kelurahan dan sekolah-sekolah di Kota Semarang. Di antaranya, SMA N 1 Semarang dan SMP N 13.
"Terutama di tempat-tempat publik yang membutuhkan air banyak, ini sangat diperlukan," katanya. (*)