Transportasi Online
Jumlah Pengojek Online sudah 4.400 Orang, Supriyadi Minta Jangan Tambah Lagi
DPRD Kota Semarang meminta jumlah pengojek yang menggunakan layanan aplikasi atau online untuk tidak bertambah lagi.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- DPRD Kota Semarang meminta jumlah pengojek yang menggunakan layanan aplikasi atau online untuk tidak bertambah lagi.
"Jumlah ojek online di Semarang ternyata sudah mencapai 4.400-an orang. Sudah segitu dulu, jangan bertambah lagi," kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi di Semarang, Jumat (24/3) seperti dikutip Antara.
Hal itu diungkapkan politikus PDI Perjuangan tersebut saat meninjau pangkalan ojek berbasis aplikasi "Go-Jek" dan ojek konvensional yang ada di sekitar Stasiun Poncol Semarang.
Menurut dia, keberadaan ojek yang menggunakan sepeda motor memang belum diatur dalam regulasi angkutan transportasi karena sejatinya kendaraan roda dua bukanlah alat transportasi umum.
"Namun, bagaimanapun keberadaannya memang harus diatur. Kami setuju kalau Pemerintah Kota Semarang segera membuat regulasi, baik peraturan daerah maupun peraturan wali kota," katanya.

Yang jelas, kata dia, maraknya ojek "online" membuat keberadaan pengojek pangkalan kian tergeser dan menurun pendapatannya karena kalah bersaing untuk mencari penumpang.
"Ya, mereka (pengojek pangkalan) tadi bilang kalau biasanya bisa dapat Rp150 ribu/hari, sekarang paling banter hanya Rp 50 ribu/hari. Ini harus jadi perhatian bersama," tegasnya.
Regulasi yang dimaksud, kata dia, harus mengatur batasan armada, operasionalnya, hingga penetapan tarif batas bawah untuk ojek "online" agar tidak mematikan ojek pangkalan.
Tentunya, ia mengatakan harus dilakukan kajian mengenai kebutuhan moda transportasi masyarakat untuk menentukan kuota armada dengan melibatkan pelaku ojek "online" maupun konvensional.
"Sembari menunggu aturan, jumlah ojek `online` jangan tambah lagi. Setop dulu. Mereka tadi berkomitmen siap menaati aturan dari Pemkot Semarang. Ya, mumpung belum sebanyak di kota besar lain," katanya.
Sementara itu, salah satu pengojek online, Mujianto, mengaku siap menaati aturan dari Pemkot Semarang, termasuk jika nantinya ada pengurangan armada dari hasil survei kebutuhan.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Hendi (Wali kota). Kalaupun harus dikurangi, jangan terlalu banyak. Kawan-kawan `ngojek` kan untuk menghidupi keluarga," katanya.
Sebenarnya, kata dia, mereka tidak mangkal sebagaimana ojek konvensional karena ordernya lewat jaringan, tetapi saat kedatangan kereta api (KA) biasanya berkumpul di dekat Stasiun Poncol.
"Jumlah kawan-kawan (ojek online) yang biasa mangkal di sini sekitar 100-200 orang. Namun, kalau jumlah seluruh pengemudi Go-Jek yang ada di Semarang sekitar 4.000-an orang," katanya. (tribunjateng/cetakant/aji)