Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kekerasan Terhadap Wartawan

Kepercayaan Masyarakat kepada Polri Tercoreng

Kepercayaan Masyarakat kepada Polri Tercoreng. News Analysis oleh Andy Suryadi, Pegiat Pusat Kajian Kepolisian Unnes

Penulis: yayan isro roziki | Editor: iswidodo
tribunjateng/dok
Kapolri Jenderal Tito Karnavian 

News Analysis oleh Andy Suryadi, Pegiat Pusat Kajian Kepolisian Unnes

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perisitiwa penganiayaan oleh oknum aparat di Banyumas, tentu sangat disayangkan. Padahal, pada saat hampir bersamaan, di Semarang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, membanggakan tingginya public trust terhadap kepolisian, dan masuk empat besar.

Semua kebanggaan dan citra baik tersebut, hampir runtuh seketika, tercoreng oleh ulah oknum petugas kepolisian yang menangani unjuk rasa di Banyumas. Terlebih, ini bukan insiden pertama, oknum kepolisian menjadi pelaku kekerasan terhadap jurnalis.

Andy Suryadi, Pegiat Pusat Kajian Kepolisian Unnes
Andy Suryadi, Pegiat Pusat Kajian Kepolisian Unnes (tribunjateng/dok)

Tampaknya ada dua hal pokok yang jadi penyebab masih banyaknya terjadi kekerasan terhadap para jurnalis oleh oknum aparat.

Baca: BERITA LENGKAP Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas

Pertama, terkait pemahaman para petugas di lapangan yang kurang memadai, tentang fungsi dan peran pers.

Dalam menjalankan tugasnya, jurnalis dilindungi oleh undang-undang, sebagaimana termaktub dalam UU 40/1999.

Kedua, masih labilnya kondisi psikologis para petugas di lapangan, yang pada umumnya memang relatif masih muda.

Ketika berhadapan dengan situasi dan tekanan yang meningkat, mereka kemudian menjadi sangat emosional dalam menangani persoalan.

Kedua hal ini berkaitan juga dengan kondisi fisik mereka yang lelah berjaga dari pagi, dan harus membubarkan secara paksa pada saat malam hari. Di mana para pengunjuk rasa telah melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Indikator yang jelas menunjukkan, banyaknya oknum petugas di lapangan yang kurang memahami fungsi dan peran pers, adalah emosi mereka yang labil. Sehingga, memicu seringnya terjadi upaya perampasan terhadap alat dan memori perekaman para wartawan, dengan cara yang cenderung kasar.

Baca: Kapolri: Kepercayaan Publik kepada Polri Naik Jadi 78 Persen

Kasus di Purwokerto ini bukan yang pertama. Sepanjang 2016, AJI mencatat sekitar 78 kasus kekerasan terhadap jurnalis terjadi, dengan pelaku dari berbagai kalangan seperti oknum Polri, TNI, Satpol dan Ormas.

Jika dilihat dari polanya, kasus di Banyumas ini, mirip dengan kasus di Makassar pada awal November 2014 silam. Di mana saat itu, oknum petugas kepolisian juga menganiaya para jurnalis. Ini terjadi setelah oknum aparat berusaha merampas properti peliputan, ketika para petugas menyerbu kampus Universitas Negeri Makassar, untuk memburu pelaku unjuk rasa yang telah melukai salah seorang perwira polisi di sana.

Dalam kasus di Makassar, bahkan Kapolri saat itu Jend Pol Sutarman, sampai secara khusus meminta maaf dan meminta para anggotanya untuk menganggap para jurnalis adalah mitra kerja mereka. Jadi, tak ada salahnya jika petinggi kepolisian sekarang melakukan hal yang sama.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved