Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prabowo Sebut Negara Bisa Punah, Fahri Hamzah: Kajian Serius Malah Dicibir

Fahri Hamzah mengomentari pidato calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal negara bisa punah Fahri menyindir orang yang mencibir

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
The Economist Via Kompas.com
Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto berbicara sebagai keynote interviewee di di acara “The World in 2019” Gala Dinner yang digelar oleh Majalah The Economist di Hotel Hyatt, Singapura, Selasa (27/11) 

TRIBUNJATENG.COM- Fahri Hamzah mengomentari pidato calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal negara bisa punah.

TribunJateng.com, melihat cuitan tersebut melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ditulis pada Selasa (18/12/18).

Menurut Fahri Hamzah bahwa ketimpangan ekonomi bisa membuat negara punah.

Fahri menambahkan bahwa pidato Prabowo Subianto itu membawa kajian serius dan mendalam yang semestinya tidak dicibir.

Narasi yg dibawa prabowo tentang kesenjangan dan kepunahan negara menurutnya itu sebagai narasi global.

Habib Bahar bin Smith Penuhi Panggilan Polisi, Ini Ucapannya saat Ditanya Wartawan

Prabowo Mengaku Tak Pantas Jadi Imam Sholat, Fahri Hamzah: Beliau Tahu Diri

Prabowo Mengaku Tak Pantas Jadi Imam Sholat, Fadli Zon: Lebih Baik Jangan Pura-pura

Berikut cuitan Fahri Hamzah selengkapnya:

"Ingin memancing perdebatan ilmiah tentang tema pidato capres @prabowo soal #NegaraBisaPunah tapi siapa Yg bisa menanggapinya secara ilmiah ya.?? Karena tema ini seharusnya judul besar dalam debat #Capres2019 ini. #Pilpres2019 akan seru kalau ini jadi perdebatan.

Di masyarakat awan, belum terlalu dipahami bahwa antara Ketimpangan ekonomi dan Negara Punah ada hubungannya. Itulah sebabnya pidato @prabowo bukan membawa kajian yang serius malah dicibir. Termasuk dari yang rada bisa mikir. Kecuali kalau semua sdh #GakMikir. #NegaraBisaPunah

Narasi yg dibawa prabowo tentang kesenjangan dan kepunahan negara menurut saya itu narasi global. sudah disuarakan intelektual kelas dunia. setidaknya ada 3 buku penting yg ditulis oleh para pakar pembangunan tentang betapa pentingnya dan relevannya isu itu.

1. Capital in the 21st Century (Thomas Piketty), 2. The Price of Inequality (Joseph E. Stiglitz), 3. Why Nation fail (Daron Acemoglu dan James Robinson). Ketiga buku ini mengulas secara teoris dan empiris kesenjangan sampai pada gagalnya sebuah negara.

Saya sendiri menulis buku untuk melacak akar kemiskinan di rakyat kita dan mengapa kita bisa disebut belum sejahtera. Studi saya dibantu beberapa staf di kordinator kesra pimpinan @DPR_RI tidak saya mencoba melakukan kritik teori tapi juga evaluasi statistik.

Saya memang belum membuat kajian tentang kerawanan yang dapat mengancam ke arah kepunahan negara. Tapi saya telah mulai menemukan akar ketimpangan yang cukup mengkhawatirkan. Memang bangsa kita punya Daya tahan. Tapi waktu bisa punya kehendak lain.

Demikiankah waktu dan sejarah mengajarkan kita, imperium, kerajaan dan negara datang silih berganti, bangkit dan tumbang oleh waktu. Salah satu sebabnya, seperti yang digambarkan oleh sebagian dari 3 penulis di atas adalah soal ketimpangan ekonomi yg menganga.

Thomas Piketty adalah ekonom Prancis yang banyak sekali melakukan studi tentang ketimpangan ekonomi. salah satu penyebab ketimpangan katanya; hampir di semua negara tingkat pengembalian modal selalu tumbuh lebih cepat 5 sampai 7 kali lipat dari pertumbuhan ekonominya.

Jadi, faktor modal jauh lebih diuntungkan dari pada faktor produksi lain seperti tenaga kerja atau upah buruh. Apa lagi di Indonesia, upah buruh per tahun dipatok dan harus mengikuti besaran angka pertumbuhan ekonomi, tidak boleh lebih.

Prabowo Ungkap Alasannya Tidak Pantas Jadi Imam Sholat

Bupati Pekalongan Beri Tugas Tambahan 28 Guru sebagai Kepala Sekolah 

Beredar Info Hari Ini Terjadi Tsunami di Tegal, Brebes, Kebumen, dan Purworejo, BPBD : Itu Hoax

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved