Tribun on Focus
Sasana Tinju Satriamas Semarang, Bekas Garasi Lahirkan Tiga Juara
Begitu menginjakkan kaki di sasana, mata kita akan tertuju sebuah sansak dengan kondisi yang miris

Pernyataan Dede juga diamini Sang Pelatih, Budi. Meski sudah tak ada suntikan dana, namun PT Sindoro masih memberikan fasilitas berupa gudang untuk tempat berlatih.
“Kami masih diberi gudang ini yang bisa disulap menjadi sasana. Sejak delapan bulan lalu, sasana ini mandiri. Tidak ada bantuan dana dari siapapun,” ujar pria kelahiran Banjarnegara 32 tahun silam ini.
Untuk menghidupi sasana yang kini melatih enam petinju, Budi merogoh kocek pribadinya. Dalam sebulan, dia mengeluarkan Rp 1,5 juta untuk kebutuhan makan dan vitamin mereka. “Selama Ramadan, kami tidak berlatih. Jadi tidak ada pengeluaran untuk kebutuhan makan dan vitamin atlet,” imbuhnya.
Uang itu diperoleh Budi dari fee sebagai pelatih, setiap kali petinjunya naik ring. Setiap kali anak asuhnya bertanding, Budi mendapatkan fee 30 persen. Bila tidak bertanding, Budi tidak memungut sepeser pun uang dari para ptinjunya.
Pemasukan lain didapat Budi dari usaha jual beli peralatan tinju. Mantan petinju peringkat dua Asia di kelas bantam super ini acap kali dimintai bantuan sasana lain mencarikan peralatan bertinju.
Budi memilih tidak memungut biaya bulanan, atau sejumlah uang dari atletnya, lantaran ia sadar, para etlet tinju sebagian besar dari kalangan tidak mampu dan tidak mempunyai pendidikan layak. Ketrampilan mereka, katanya, hanyalah adu jotos.
Di tengah segala keterbatasan dan semangatnya untuk mengembangkan dunia tinju di Semarang, Budi berharap ada sponsor atau kucuran dana dari siapapun, utamanya untuk memperbaiki fasilitas sasananya.
“Peralatan sudah usang karena memang dana oprasional tidak besar. Kalau ada sponsor, saya yakin sasana ini akan semakin maju. Hal itu tentunya akan diimbangi prestasi atlet,” tuturnya.
Gayung pun bersambut. Melihat perkembangan potensi para petinju di sasana itu, Dede pun berencana merombak sasana Sindoro pada akhir tahun nanti."Saya lihat para petinju memang sudah bisa mandiri, tinggal bagaimana kita memberi fasilitas dan manajerial yang bagus, saya rasa mereka akan bisa hidup dan menghidupi dari tinju," tegas Dede.
Menurut pria yang juga hobi olahraga tinju tersebut, sudah ada beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama denga PT Sindoro untuk membangun sasana dengan fasilitas yang lebih bagus. "Rencana akhir tahun akan kita rombak," tambah Dede. (tim)