Harga BBM Turun
Organda Tolak Turunkan Tarif
Organisasi Angkutan Darat (Organda) belum berencana menurunkan tarif angkutan umum meski harga premium dan solor turun sejak 1 Januari 2015.
"Mudah-mudahan bisa mencapai target inflasi rendah tahun depan, ya target inflasi 4,5 plus minus satu persen," ucap Sofyan.
Ia menambahkan, penyesuaian harga BBM berimplikasi pada tingkat inflasi nasional 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36 persen, atau sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 sebesar 8,38 persen. Angka inflasi yang mencapai 8,36 persen tersebut juga akibat dari banjir yang melanda sejumlah daerah. "Itu juga menyumbang. Tahun depan kita akan lebih baik karena BBM telah diturunkan yaitu proses deflasi," paparnya.
Pemerintah akan melakukan berbagai upaya dalam menekan laju inflasi. Misalnya, dengan memperketat kontrol terhadap harga barang-barang yang diatur pemerintah. "Barang-barang yang harganya dikontrol pemerintah akan kita atur akan kita atur lebih detail," ujar dia.
Kepala BPS Suryamin mengemukakan, tingkat inflasi yang relatif tinggi di 2014 dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, di antaranya bensin yang menyumbang andil 1,04 persen. Selain itu, tarif listrik menyumbang andil inflasi pada 2014 sebesar 0,64 persen, angkutan dalam kota 0,63 persen, cabai merah 0,43 persen, beras 0,38 persen dan bahan bakar rumah tangga 0,37 persen.
Komoditas lain seperti tarif angkutan udara juga ikut menyumbang laju inflasi nasional 2014 yaitu 0,22 persen, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,19 persen dan nasi dengan lauk 0,18 persen. Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi pada Desember 2014 yang tercatat mencapai 2,46 persen, karena terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November lalu.
Inflasi komponen inti Desember 2014 tercatat sebesar 1,02 persen dan inflasi inti secara tahunan (yoy) mencapai 4,93 persen. Kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tinggi pada Desember antara lain kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 5,55 persen, diikuti kelompok bahan makanan 3,22 persen.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi sebesar 1,96 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,45 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,74 persen. Terakhir, kelompok sandang ikut menyumbang inflasi pada Desember 2014 yaitu sebesar 0,64 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang hanya menyumbang inflasi 0,36 persen. (tribunnews/ant/kps)