Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Menelisik Penipuan Berkedok Ngelem Benang Teh (2)

Saya sempat penasaran dan ingin coba melamar ke pekerjaan yang diiklankan itu. Saya sebelumnya tidak tahu-menahu sama sekali tentang perusahaan itu

Shutterstock/kompas.com
iLUSTRASI 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Warga merasa tertipu Iklan lowongan pekerjaan pasang tali teh yang tersebar di tepi jalan, menarik perhatian banyak warga.

Namun, belakangan warga merasa tertipu. Seperti yang dialami Human Abdiputra warga Bukit agung K-4, Ngesrep, Semarang yang menyesal karena tergiur lowongan kerja. Dia menceritakan, beberapa bulan yang lalu dirinya melihat iklan lowongan pekerjaan itu.

"Saya sempat penasaran dan ingin coba melamar ke pekerjaan yang diiklankan itu. Saya sebelumnya tidak tahu-menahu sama sekali tentang perusahaan itu," kata pria dengan sapaan Didiek itu kepada Tribun Jateng, Kamis (6/8) malam.

Didiek mendatangi kantor perusahaan yang tertera dalam iklan di sebuah kantor yang terletak di kompleks Ruko depan Sri Ratu, Peterongan, Semarang.

"Setelah sampai di sana, saya mengantre karena banyak yang datang," ujarnya.

Didiek mengaku mengantre cukup lama hingga akhirnya dapat giliran untuk masuk ke kantor tersebut. Ternyata Didiek disuruh bayar terlebih dahulu sebesar Rp 5 ribu untuk formulir pendaftaran. Dia pun kemudian membayarnya.

"Dalam hati saya kecewa sekali, karena di iklan tidak disebutkan sama sekali kalau harus bayar dulu. Itu termasuk penipuan yang pertama yang mereka lakukan terhadap pelamar kerja," jelas Didiek.

Tidak sampai disitu saja. Lebih lanjut Didiek mengatakan, setelah dirinya membayar Rp 5 ribu, kemudian dipersilakan masuk ke ruang yang berada di sebelah bagian pendaftaran. Di dalam ruangan itu, dirinya ditemui oleh seorang pemuda berpakaian kantoran. Pemuda tersebut kemudian menjelaskan sistem kerja yang akan dijalankannya.

"Saya sebenarnya sanggup dengan pekerjaan tersebut, karena hanya disuruh memasang benang teh celup. Tapi, setelah pegawainya menjelaskan cara kerjanya, kemudian ia menyebutkan saya harus membayar dulu Rp 250 ribu. Katanya, itu syarat untuk bisa bekerja di situ," ceritanya.

Permintaan membayar Rp 250 ribu, dianggapnya merupakan penipuan kedua yang dilakukan perusahaan. Didiek merasa di iklan tidak disebutkan sama sekali kalau pelamar kerja harus bayar dulu sebelum mulai kerja.

"Saya lantas memutuskan untuk batal kerja di situ. Saya katakan hal tersebut pada pemuda tadi," tandasnya.

Setelah menyampaikan niatnya untuk batal bekerja, pegawai berbaju kantoran tersebut masih berusaha keras membujuknya agar mau bekerja memasang tali teh.

Bahkan Didiek dipersilakan mengambil uang terlebih dahulu di mesin anjungan tunai mandiri (ATM), kalau tak bawa uang, kemudian kembali ke kantor itu lagi sebelum tutup jam 16.00.

"Akhirnya saya pulang dan tidak pernah ke situ lagi. Saya menganggap mereka sengaja berusaha keras untuk menjerat orang sebanyak-banyaknya agar mereka dapat uang sebanyak-banyaknya dengan cara tipu muslihat," pungkasnya. (Tim)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved