Dalam Setahun 24 Kapal Pesiar Singgah di Pelabuhan Tanjung Emas
Dalam Setahun 24 Kapal Pesiar Singgah di Pelabuhan Tanjung Emas
Penulis: galih permadi | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Bagi Siska Nuraini, banyaknya kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, bisa menjadi indikasi bahwa Jawa Tengah dan Semarang memiliki destinasi wisata yang dilirik para turis asing. "Banyaknya turis asing yang datang menandakan potensi wisata di Kota Semarang sangat besar," ujar Siska, kepada Tribun Jateng, beberapa waktu lalu.
Gadis yang merupakan Duta Wisata atau Denok Semarang 2012 itu mengaku bangga, Kota Semarang mulai menjadi jujukan turis asing. Setidaknya, kehadiran kapal pesiar di Pelabuhan Tanjung Emas menjadi penandanya.
Dia meyakini, potensi Semarang masih sangat bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan. Pembenahan infrastruktur serta variasi destinasi wisata akan menjadi keunggulan kompetitif Kota Semarang.
"Saya yakin, Kota Semarang bisa menjadi salah satu daerah potensi wisata andalan Provinsi Jawa Tengah," ujar alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undip tersebut.
Hingga pertengahan November 2015, belasan kapal pesiar telah singgah di Pelabuhan Tanjung Emas. Setiap kapal pesiar itu membawa sedikitnya 150 orang hingga lebih dari 1.250 orang turis asing. Selain mendatangi sejumlah destinasi wisata di Kota Semarang, para turis itu juga singgah ke sejumlah objek wisata di Jawa Tengah, seperti Museum Kereta Api (KA) Ambarawa, Dataran Tinggi Dieng, hingga Candi Borobudur.
Senin (16/11) lalu, giliran kapal pesiar Sun Princess merapat di Pelabuhan Tanjung Emas. Kapal tersebut membawa 1.950 pelancong, yang 90 persen di antaranya berasal dari Australia.
Home port
Di lain sisi, pelaku bisnis pariwisata juga merespons positif atas banyaknya kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Tanjung Emas. Saat ini, rata-rata kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas berjumlah sekitar 24 kapal per tahun.
Pemilik Biro Travel Kapal Pesiar Angsa Tour, Yusuf Sudadi optimistis, Pelabuhan Tanjung Emas bisa menjadi home port, menyaingi Singapura. "Namun Pelabuhan Tanjung Emas perlu tambahan fasilitas umum untuk mendukung kebutuhan kapal pesiar dan penumpang," ujar Yusuf, kepada Tribun Jateng, beberapa waktu lalu.
Secara fisik, kata dia, Tanjung Emas sudah cukup memenuhi sebagai home port. Namun fasilitas umum lain belum mendukung seperti di Singapura."Untuk bisa disebut sebagai home port, seharusnya minimal dalam sehari ada 2-3 kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan," katanya.
Home port, kata Yusuf, merupakan pelabuhan yang menjadi lokasi menaikkan dan menurunkan penumpang dari berbagai negara. Saat ini di Pelabuhan Tanjung Emas masih sekadar tempat bersandar atau menurunkan penumpang belum sebagai lokasi menaikkan penumpang.
"Singapura tidak punya tempat lokasi wisata semenarik di Indonesia. Namun negara ini mampu mendistribusikannya karena dukungan fasilitas umum yang memadai. Wisatawan mancanegara masih naik dari Singapura kemudian pesiar ke Semarang, Bali, Probolinggo, atau Bangka Belitung lalu kembali ke Singapura," ujarnya.
Yusuf membeberkan, beberapa syarat agar sebuah kota bisa memiliki home port di antaranya kenyamanan kebersihan dan keamanan, penyediaan logistik pelayaran minimal dua minggu, memiliki bandara internasional, serta kemudahan perizinan berlabuh.
"Semarang punya Bandara Internasional A Yani, tapi rute penerbangan dari dan ke luar negeri masih sedikit seharusnya bisa menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara. Perizinan bersandar di Semarang masih terlalu panjang seharusnya diberikan perlakuan khusus agar kapal-kapal pesiar lebih banyak lagi mau bersandar di Tanjung Emas. Kalau bisa jadi home port, Semarang bisa kaya raya kayak Singapura," ujarnya. (tribunjateng/galih permadi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kapal-pesiar-sun-princess-di-pelabuhan-tanjung-emas-kota-semarang_20151118_150805.jpg)