Kepala Ombudsman Jateng Meninggal
Mengenang Achmad Zaid Sosok Aktivis Teguh Pendirian, Agamis dan Hidup Bersahaja
Mengenang Achmad Zaid Sosok Aktivis Teguh Pendirian, Agamis dan Hidup Bersahaja. Dia meninggal 11 Agustus 2016, kecelakaan di Mranggen.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sosok Achmad Zaid, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, dikenal sebagai orang yang jujur, tegas dan bersahaja. Sifat tersebut tidak hanya saat pria kelahiran Semarang, 27 September 1971 itu menjadi Kepala Ombudsman saja tetapi sejak saat masih menjadi mahasiswa.
Kang Zaid—sapaan Achmad Zaid—langsung memilih menjadi aktivis mahasiswa sejak awal masuk Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang. Ia bergabung dengan organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Jiwanya sebagai aktivis tidak hanya menyoroti kebijakan kampus, saat itu Kang Zaid sudah berani menyoroti kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat kecil. Sifatnya yang keras dan berani ini mengantarkannya menjadi salah satu tokoh aktivis yang disegani di Kota Semarang.
“Dia tokoh bagi kami sejak mahasiswa. Tidak hanya internal kampus tapi lintas Universitas. Dia pemberani, tegas, dan jujur. Ketika menjadi mahasiswa, tidak hanya mengkritisi kebijakan internal kampus tapi pemerintah juga,” kata sahabat Kang Zaid, Agus Wijayanto kepada Tribun Jateng, Kamis (11/8/2016).
SUASANA DUKA DI RUMAH ACHMAD ZAID DI MRANGGEN

Kang Zaid tercatat pernah menduduki posisi penting di organisasi kemahasiswaan. Ia pernah menjadi Ketua Umum Badko HMI Jateng-DI Yogyakarta pada 1994-1995. Sementara di internal kampus, ia pernah menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Hukum Unissula pada 1995. Hingga akhirnya ia lulus menjadi sarjana hukum pada 1996.
Meski sudah lulus, Kang Zaid masih terlibat dalam aktivitas aktivis organisasi kemahasiswaan ekstra kampus HMI. Sebagai seorang senior, sifatnya yang bersahaja, tegas dan jujur pun selalu ditularkan ke para yunior, teman dan lingkungan keluarga.
Perjalanan Kang Zaid tdak hanya di situ saja. Ia kemudian mengabdikan diri di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) hingga akhirnya ia menjadi ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Demak pada 2006.
“Karakternya tidak luntur sampai sekarang. Kesahajaan, beliau tularkan ke lingkungan, teman dan mahasiswanya. Ia tidak mau ada jarak dengan siapapun,” kenang Agus yang merupakan adik angkatan Kang Zaid itu.
Perjalanan karir Kang Zaid kemudian mulai berubah saat Unissula dipimpin Rektor Laode Kamaludin. Ia diangkat menjadi staf ahli Rektor bidang hukum pada 2009. Setahun kemudian tepatnya pada 2010, Kang Zaid yang sudah menyandang magister hukum (S2), resmi menjadi dosen tetap Fakultas Hukum Unissula hingga sekarang. Hanya saja, jasanya sebagai staf ahli Rektor sudah berhenti pada 2013 sejak adanya pergantian Rektor Unissula dari Laode Kamaludin ke Anis Malik Thoha.
Setelah itu, meski sudah menjadi seorang dosen, sikapnya yang dikenal sebagai seorang pejuang terus dilanjutkan. Hingga kemudian Kang Zaid mendapatkan amanah menjadi Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah pada 2014 sampai akhir hanyatnya, Kamis 11 Agustus 2016.
“Kesederhanaan dan ketegasannya itu sangat terasa. Bahkan, kalau ada orang yang salah, ia katakan salah dan tidak mau membelanya. Sekalipun itu teman dekat atau saudaranya sendiri. Ia juga orang yang agamis, suka berziarah ke makam Wali,” tutur Agus yang sekarang menjadi advokat di Kota Semarang.
Selain tercatat dalam Ikatan Alumni (IKA) Unissula, Kang Zaid juga pernah menjadi beberapa pengurus organisasi seperti Pemuda Pancasila (PP), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Tengah.
Sepak terjangnya di Ombudsman juga telah menelorkan banyak kemajuan dalam membenahi banyak persoalan. Yang sangat ramai adalah mengenai penanganan masalah guru honorer K2 di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah seperti Kudus, Jepara dan Pati.
