Demo 4 November
Pemilik Akun Facebook yang Tuding Kamerawan Kompas TV Provokator Akhirnya Minta Maaf
Azzam Mujahid Izzulhaq meminta maaf kepada Muhammad Guntur secara pribadi dan Kompas TV sebagai perusahaan tempat Guntur bekerja.
TRIBUNJATENG.COM - Pemilik akun Facebook Azzam Mujahid Izzulhaq yang menyebarkan tudingan bahwa kamerawan Kompas TV Muhammad Guntur menjadi provokator dalam demo 4 November, mengklarifikasi pernyataannya, Minggu (6/11/2016).
Melalui akun Facebook pula, Azzam Mujahid Izzulhaq meminta maaf kepada Muhammad Guntur secara pribadi dan Kompas TV sebagai perusahaan tempat Guntur bekerja.
Pernyataan itu dia rilis setelah Prof Din Syamsuddin mengklarifikasi tudingannya.
Baca: Ini Klarifikasi Prof Din Syamsuddin mengenai Kamerawan Kompas TV yang Difitnah Sebagai Provokator
Berikut pernyataan lengkap Azzam Mujahid Izzulhaq:
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan ini saya, Azzam Mujahid Izzulhaq, bertempat tinggal di Distrik An Nuzhah Street 60 No. 11 Makkah Al Mukarramah mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr Din Syamsuddin yg telah menyampaikan klarifikasinya terhadap postingan saya pada tanggal 5 November 2016 pukul 17.35 LT.
Bahwa sesuai atas klarifikasi dari Prof Din Syamsuddin tersebut, menyatakan bahwa saudara Muhammad Guntur, yg fotonya pertama diposting oleh Ustadz Muhammad Faizin Hasby pada tanggal 5 November 2016 pukul 03.55 LT, adalah benar-benar wartawan Kompas dan BUKAN provokator.
Atas ketergesaan dan kekeliruan yg saya lakukan, saya memohon maaf yg sebesar-besarnya kepada saudara Muhammad Guntur secara pribadi dan kepada Kompas secara company.
Selanjutnya, postingan saya yg terkait hal ini akan saya rubah menjadi "only me" untuk mencegah kembali "dibagikan" oleh pengguna yg lainnya.
Kepada Allah saya mohon ampun.
Sebelumnya pada Sabtu, (5/11/2016), ia menulis:
"Provaktor kericuhan ini, sebelumnya ditangkap aparat kepolisian setelah melakukan aksi provokasi dengan melempar botol minuman dari arah demonstran ke arah petugas keamanan. Ia mengaku wartawan salah satu media (Kompas).
Tetiba, sosok wajah dan tubuhnya hadir di Kompas TV dan telah berubah status menjadi korban kericuhan."
Hingga berita ini dibuat, informasi hoax tersebut telah di-share lebih dari 8.100 kali. (*)

