Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tabrakan Maut Avanza dan KA Argo

SEDIH, Samsul dan Ayahnya Menghadap Tuhan saat Masih Dilanda Duka Mendalam . . .

Saat menginap dirumahnya, korban bernama Samsul sedang sakit. Samsul sempat berkata ingin menyusul ibunya

Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: muslimah
Facebook/Muldian Syarofi
Avanza Ditabrak kereta 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana duka tergambar di rumah duka korban kecelakaan kereta api di Grobogan, Muhamad Iksan Ngadikan (59), Sabtu (20/5/2017).

Kerabat serta keluarga korban Ngadikan terus berdatangan di rumah duka yang berada di jalan Dinar Mas IX nomer 19 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang.

Adik Korban Sri Kasiati, menutukan korban berangkat ke Purwodadi dalam rangka menghadiri acara pernikahan.

Korban berangkat ke Purwodadi bersama anaknya Muhamad Samsul Bakhtiar (27). Tujuan berangkat ke Purwodadi diajak oleh tetangganya untuk menghadiri Hajatan.

Suasana rumah duka
Suasana rumah duka (Tribun Jateng/rahdyan trijoko pamungkas)

"Kakak saya berangkat ke Purwodadi diajak tetangganya untuk menghadiri hajatan sekitar pukul 09.00. Ia berangkat bersama anaknya bernama Samsul. Namun anaknya yang bernama Helmi Ardi Darmawan (17) tinggal di rumah ," ujarnya.

Sri menuturkan korban berencana akan pulang setelah menghadiri acara hajatan karena ada acara rapat di SDN Meteseh tempat bekerja korban.

"Kakak saya aslinya mau langsung karena ada rapat," tuturnya

Ia mendapat kabar, mobil yang ditumpangi korban tertabrak kereta di Grobogan. Selain kakaknya, anak korban Mohamad samsul bakhtiar(27) juga menjadi korban kecelakaan.

"Saya dikabari kalau kakak saya dan anaknya meninggal tertabrak kereta," ujarnya.

Menurut Sri, kesehariannya korban bekerja di SD Negeri Meteseh sebagai Kepala Sekolah.

Ngadikan dikenal orang yang ramah dan senang bersosialisasi.

Keluarga Ngadikan
Keluarga Ngadikan (Tribun Jateng/rahdyan trijoko pamungkas)

"Di kampung ini korban sering bermasyarakat. Aktif dilingkungan kampung," tuturnya.

Namun, sebelum kepergiannya, korban dalam keadaan berduka. Istri korban bernama Siti Alfiyah baru genap 100 hari meninggal dunia.

"Kakak saya masih terlihat belum dapat melupakan istrinya dan sering melamun. Bahkan anaknya bernama Samsul kena marah karena mengunggah foto istrinya untuk dijadikan foto profil Whatsapp," terangnya.

Sebelumnya Sri, tidak mempunyai firasat buruk korban akan mengalami kecelakaan. Namun sehari sebelum kejadian Ngadikan bersama kedua anak datang ke kediamannya.

"Tadi malam Ngadikan bersama dua anaknya yaitu Muhamad Samsul Bakhtiar dan Helmi Ardi Darmawan. Kedua anak korban di tempat saya dan bapaknya pulang," ujarnya.

Saat menginap dirumahnya, korban bernama Samsul sedang sakit. Samsul sempat berkata ingin menyusul ibunya.

"Saya terenyuh mendengar kata- kata tersebut.Tapi saya tidak sadar kalau korban bersama anaknya bernama Samsul tertabrak kereta api, " ujarnya.

Ia menuturkan korban meninggalkan satu anaknya bernama Helmi Ardi Darmawan. Dirinya akan merawat dan menanggung anak yang ditinggalkan korban.

"Saya iklas merawat Helmi. Sekarang Helmi menjadi tanggungan saya," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved