Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lebaran 2017

Reuni Kebangsaan

Pacsa perayaan Idul Fitri 1438 H atau lebaran 2017 ada tradisi baru selain Halal Bi Halal yang mulai menggejala di masyarakat, yakni merebaknya tradis

Editor: iswidodo
tribunjateng/ist
Reuni alumni Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo Semarang di Lembah Kalipancur (1/7) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pacsa perayaan Idul Fitri 1438 H atau lebaran 2017 ada tradisi baru selain Halal Bi Halal yang mulai menggejala di masyarakat, yakni merebaknya tradisi Reuni.

Pelaksanaan reuni pada umumnya berkaitan dengan temu kangen dan silaturahim teman sekolah; setingkat SD, SMP, SMA, ataupun perguruan tinggi. Antara Halal bi Halal dan Reuni sejatinya memiliki akar yang sama yakni pentingnya merajut silaturahim, menjalin kembali hubungan persahabatan yang sempat terputus.

Tradisi reuni sesungguhnya memiliki fungsi integrasi sosial selain untuk mengenang romantisme masa lalu. Dalam reuni, setiap orang atau keluarga bertemu dan berkumpul dengan orang yang pernah menjadi teman dan sahabat masa lalu.

Kendati suku, agama, strata sosial, dan pandangan politik yang bisa jadi tidak sama mereka disatukan oleh kesamaan pernah “bersama” dalam satu ikatan. Pada umumnya dipertemukan dengan acara makan bersama.

SUASANA Reuni Alumni SMA Sultan Agung 1 Semarang, di Warung Makan Kang Jono, Kanguru (30/6) dan RM Nglaras Rasa Thamrin (1/7)
Reuni alumni Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo Semarang di Lembah Kalipancur (1/7)

Makna Strategis Reuni

Secara sederhana reuni berarti mempersatukan kembali, menyatukan kembali ikatan yang pernah ada. Reuni merupakan pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama.

Secara sosiologis ini menjadi sangat penting di tengah ancaman perpecahan bangsa. Tarik menarik kepentingan politik yang bersitegang akhir-akhir ini berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagai sebuah bangsa kita pernah mengalami ujian kebangsaan dalam bentuk komunisme dan “Islam Politik”.
Komunisme pernah mengancam eksistensi negara bangsa melalui pemberontakan 1948 dan 1965. Sementara “Islam Politik” pernah mengusung DI/TII Kartosuwiryo yang mengancam perpecahan bangsa. Baik ekstrim kanan (radikalisme agama) maupun ekstrim kiri (radikalisme sekuler/komunisme) berpotensi untuk merusak kebangsaan Indonesia.

Hasil riset Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang (2017) salah satunya menunjukkan bahwa ideologi-ideologi “kanan” dan “kiri” sudah mulai menyusup ke dalam anak-anak SMA di Jawa Tengah melalui organisasi ekstra kurikuler.

Reuni para alumni SMA yang marak akhir-akhir ini, secara praktis semestinya bisa digunakan sebagai ajang meng-counter wacana bahwa “Jaringan Alumni Sekolah” bukan merupakan agen penyebar kebencian terhadap negara.

Justru sebaliknya, para alumni sekolah adalah sekumpulan orang-orang yang peduli terhadap keberadaan sekolah mereka. Mereka bisa bersatu, bahu membahu untuk membantu peningkatan mutu pendididikan. Dengan resourses yang ada, semestinya pihak sekolah perlu bersinergi dengan para stakeholder termasuk para alumninya.

Merajut Persatuan Bangsa

Slogan pemerintah; Saya Indonesia, Saya Pancasila sesungguhnya merupakan slogan Reuni Kebangsaan, bagaimana merajut kembali rasa nasionalisme Indonesia. Reuni kebangsaan ini penting digelorakan di tengah-tengah ancaman disorientasi dan disintegrasi kebangsaan. Oleh karena itu, 4 pilar bangsa harus terus disosialisasikan dan diinternalisasikan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Wacana membenturkan nasionalisme kebangsaan dengan nilai-nilai Keislaman harus dihentikan. Bahwa sesungguhnya, kita bisa manjadi muslim yang baik tanpa harus menjadi orang Arab. Bahwa sejatinya nilai-nilai Islam selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Di sisi lain, pemerintah juga harus memastikan bahwa ancaman bangkitnya kembali PKI gaya baru harus segera ditangkal. Janji untuk “menggebuk” PKI harus terukur melalui kerja nyata. Keadilan terhadap umat diperlukan sebagai basis untuk menghilangkan sekat-sekat keumatan dan keindonesiaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved