Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Semarang

Polder Terboyo Jadi Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir Semarang Timur

DPU Kota Semarang saat ini masih fokus pada langkah darurat penanganan banjir di wilayah timur dengan pengerahan pompa dan normalisasi saluran.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
BANJIR KALIGAWE - Dokumentasi truk terjebak banjir di Kaligawe Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – DPU Kota Semarang saat ini masih fokus pada langkah darurat penanganan banjir di wilayah timur dengan pengerahan pompa dan normalisasi saluran.

Untuk jangka panjang, akan bergantung pada pengoperasian Polder Terboyo.

Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto menjelaskan, Polder Terboyo akan menjadi pusat pengendalian utama banjir di kawasan timur. Kawasan tersebut memiliki luas sekira 250 hektare dengan kedalaman mencapai 4 meter.

Baca juga: Ketinggian Banjir di Jalan Kaligawe Semarang Masih Capai 60 Sentimeter, Sabtu 1 November 2025

"Penanganan jangka panjangnya memang di Polder Terboyo, harapan satu-satunya. Nanti ditambah pompa yang untuk menyalurkan air ke Kali Babon dengan kapasitas sekira 35.000 liter per detik," kata Suwarto.

Saat ini, pembangunan pompa masih dalam tahap konstruksi.

Menurut Suwarto, perubahan sistem pembuangan terjadi sejak adanya tanggul laut di kawasan Jalan Tol Semarang–Demak. Kondisi ini membuat aliran air yang semula langsung ke laut kini harus melewati pintu air di Kali Babon.

Untuk sepekan ke depan, penanganan genangan masih mengandalkan pengoperasian pompa yang sudah ada.

Wilayah Genuk, Gayamsari, dan Pedurungan masih menjadi titik utama genangan karena posisinya berupa cekungan dengan pintu air terbatas di Banjir Kanal Timur dan Terboyo.

"Untuk menahan laju banjir lagi dalam sepekan ke depan, pompa masih menjadi andalan, karena posisinya memang cekungan dan pintu keluarnya hanya di banjir Kanal Timur dan Terboyo," terangnya.

Baca juga: Potret Parahnya Banjir Semarang, Pasien RSI Sultan Agung Harus Naik Perahu untuk Berobat

Suwarto juga menanggapi genangan yang sempat terjadi di Tembalang dan Srondol. 

Menurutnya, genangan di wilayah tersebut bersifat sementara, karena aliran air menunggu giliran masuk ke saluran menuju Polder Undip dan Banjir Kanal Timur.

"Kalau di sana, banjirnya tidak lama karena menunggu antrean masuk ke saluran. Memang intensitas hujan dari (data) BMKG, mencapai 150 liter per detik. Jadi dua kali lipat dari intensitas normal," terangnya.

Dia menambahkan, sebagian besar infrastruktur pengendali banjir di wilayah timur berada di bawah kewenangan BBWS Pemali Juana, sementara Pemkot Semarang berperan dalam koordinasi dan dukungan teknis.

Suwarto menyebutkan, pembangunan infrastruktur pengendali banjir di kawasan Terboyo dan Kali Semarang masih berlangsung, termasuk pembangunan polder baru yang akan mengalirkan air langsung ke laut setelah sistem pompa selesai terpasang. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved