Gedung Papak, Bangunan Kuno di Grobogan Saksi Bisu Kekejaman Belanda dan Jepang
Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berdiri sebuah bangunan tua yang menyimpan sejarah kelam kebrutalan tentara Belanda dan tentara Jepang.
TRIBUNJATENG.COM, PURWODADI - Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia memang sudah berakhir.
Namun, noda hitam yang ditorehkan penjajah tak lenyap begitu saja dalam memori rakyat Indonesia.
Selama 3,5 tahun Indonesia dijajah Jepang, sedangkan pendudukan Belanda di Indonesia lebih lama lagi hingga beratus tahun.
Kekejaman penjajah pada masa sebelum kemerdekaan itu meninggalkan jejak-jejak luka masa lalu.
Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berdiri sebuah bangunan tua yang menyimpan sejarah kelam kebrutalan tentara Belanda dan tentara Jepang.
Gedung Papak, begitu warga setempat menyebut rumah kuno seluas 338,5 meter persegi tersebut.
Dinamai "papak" karena atapnya datar tak bergenting.
Gedung Papak berdiri di atas lahan Perhutani KPH Gundih di Desa Geyer, Kecamatan Geyer, Grobogan.
Lokasinya di tengah perkampungan yang tak jauh dari KPH Gundih.
Bangunan megah dengan arsitektur khas Belanda tempo dulu itu tak terawat kendati tercatat sebagai bangunan cagar budaya.
Gumpalan debu kotor menempel di mana-mana hingga sarang laba-laba pun menggantung tak beraturan di banyak sudut ruangan.
Ada delapan ruangan kamar yang luas.
Empat ruang di lantai bawah dan empat ruang di lantai atas.
Setiap pintu masuk berukuran tiga meter, tak selazim bangunan rumah pada umumnya.