Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kekerasan Terhadap Wartawan

BERITA LENGKAP Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas

BERITA LENGKAP Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas. Ada wartawan dipukul dan diinjak-injak aparat

Editor: iswidodo
tribunjateng/khoirul muzaki
Sejumlah awak media gelar unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Banyumas, Selasa (10/10). Mereka tuntut aparat yang melakukan kekerasan terhadap wartawan ditindak tegas 

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara mengatakan pihaknya telah melakukan penertiban terhadap para peserta aksi.

Pihaknya telah memperingatkan demonstran agar bubar sejak waktu menjelang sore karena sesuai aturan, batas waktu demonstrasi sampai pukul 18.00.

Demonstran kemudian diberi kelonggaran hingga pukul 22.00 untuk bertahan di seputaran Pendopo. Namun hingga batas waktu yang ditentukan massa ternyata belum membubarkan diri.

Pihaknya akhirnya terpaksa membubarkan mereka demi menjaga ketertiban umum. "Sudah kami imbau untuk bubar namun massa tidak bubar sampai batas waktu yang ditentukan. Akhirnya kami bubarkan," katanya.

JUMPA PERS -  Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono (tengah), bersama Kadiv Humas Mabes Polri (kiri) Irjen Pol Setyo Wasito, dan Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rikwanto melakukan jumpa pers terkait dugaan penganiayaan terhadap wartawan saat meliput aksi tolak bangunan PLTB Gunung Slamet di depan kantor Bupati Banyumas. Jumpa pers digelar di Akpol, Selasa 10 Oktober 2017.
JUMPA PERS - Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono (tengah), bersama Kadiv Humas Mabes Polri (kiri) Irjen Pol Setyo Wasito, dan Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rikwanto melakukan jumpa pers terkait dugaan penganiayaan terhadap wartawan saat meliput aksi tolak bangunan PLTB Gunung Slamet di depan kantor Bupati Banyumas. Jumpa pers digelar di Akpol, Selasa 10 Oktober 2017. (tribunjateng/rahdyan trijoko pamungkas)

Dipukul dan diinjak-injak

Saat meliput pembubaran paksa, aksi tolak pembangunan PLTP Gunung Slamet di depan kantor Bupati Banyumas, seorang wartawan dipukul dan diinjak-injak oleh sejumlah aparat keamanan.

Dalam liputan tersebut, beberapa wartawan berusaha merekam aksi kekerasan, yang dilakukan aparat kepada peserta aksi.

Tak dinyana, setelah mereka mendokumentasikan kejadian tersebut, sejumlah oknum polisi dan Satpol PP justru memaksa dan berusaha merampas alat kerja wartawan, yaitu HP dan kamera. Bila tidak mau menyerahkan, maka perangkat tersebut akan dibanting.

Handphone (HP) milik Agus Wahyudi, wartawan media cetak di Jawa Tengah juga diminta.

Ia bahkan dipaksa untuk menghapus foto yang telah ia abadikan, dengan ditunggui tiga aparat. Berdasarkan informasi yang diterima, kejadian mengerikan dialami oleh wartawan salah satu stasiun TV nasional, yakni Darbe Tyas.

Ia diinjak-injak, ditendang dan dipukul oleh lebih kurang 10 aparat, hingga tersungkur. Padahal, ia telah menunjukkan kartu identitas wartawannya, tetapi tak diindahkan oleh pelaku.

Awalnya, Darbe berusaha melindungi wartawan lain yang terancam pengeroyokan, tetapi justru dirinyalah yang kemudian menjadi sasaran amukan.

Akibat kejadian tersebut, Darbe menderita sejumlah luka di tubuh, di dada, punggung dan tulang rusuk sebelah kiri.

Ia juga merasakan nyeri di tubuh bagian dalam. Kartu identitasnya pun dirampas oleh oknum aparat. "Ada beberapa kaki injak tubuh saya. Sangat sakit," katanya, Selasa (10/10).

Nasib fotografer Dian Aprilianingrum lebih baik karena hanya mengalami kekerasan verbal dari polisi saat meliput kericuhan itu. Oknum aparat sempat memintanya menyerahkan kamera, dan melarang memotret kejadian.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved