Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kekerasan Terhadap Wartawan

BERITA LENGKAP Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas

BERITA LENGKAP Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas. Ada wartawan dipukul dan diinjak-injak aparat

Editor: iswidodo
tribunjateng/khoirul muzaki
Sejumlah awak media gelar unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Banyumas, Selasa (10/10). Mereka tuntut aparat yang melakukan kekerasan terhadap wartawan ditindak tegas 

Jurnalis perempuan itu melihat langsung bagaimana temannya, Darbe diperlakukan tak manusiawi oleh oknum aparat.

"Saya sempat berteriak-teriak mengatakan Darbe itu wartawan, namun tidak digubris," katanya.

Kekerasan fisik lebih banyak dialami oleh para peserta aksi. Azka, peserta aksi dari IAIN Purwokerto masih sesekali memegangi telinganya yang sakit usai pulang dari tahanan.

Ia sampai tak ingat pukulan mana yang menyebabkan daun telinganya berlumuran darah karena terlalu banyak pukulan yang diterimanya kala itu.

Insiden itu bermula ketika, sekitar pukul 22.00, ia yang tengah duduk-duduk di tenda posko perjuangan depan pendopo tiba-tiba digeruduk puluhan petugas yang sebelumnya bersiaga di lokasi.

Satu persatu temannya, termasuk dia, ditarik paksa oleh aparat. Ia ditarik di sela-sela mobil lalu dihantam dari segala penjuru oleh beberapa oknum aparat. Ia baru menyadari sebagian wajahnya telah berlumuran darah.

"Di Mapolres telinga saya yang luka hanya diobati terus dikasih perban. Saya bingung mau periksa lagi kemana," katanya.

Seorang wartawan yang meliput demonstrasi proyek PLTP di pendopo Banyumas Senin (9/10) menderita luka di telinga diduga karena pukulan oknum aparat
Seorang wartawan yang meliput demonstrasi proyek PLTP di pendopo Banyumas Senin (9/10) menderita luka di telinga diduga karena pukulan oknum aparat (tribunjateng/khoirul muzaki)

Ganjar menyayangkan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyayangkan adanya pemukulan atau kekerasan terhadap para jurnalis yang dilakukan oleh para oknum aparat kepolisian dan petugas Satpol PP Kabupaten Banyumas, Senin (9/10) malam.

Ia menyarankan agar kasus tersebut diproses sesuai ketentuan yang ada. Yakni untuk pelaku dari oknum kepolisian dilaporkan ke Provost Polres Banyumas, dan untuk oknum Satpol PP dilaporkan ke Bupati Banyumas.

"Saya kira mesti dilaporkan saja, kalau yang kepolisian dilaporkan ke provost kalau yang satpol PP ke bupati. Agar diberikan kejelasan seperti apa dan apa yang terjadi," kata Ganjar, Selasa (10/10).

Menurut Ganjar, para jurnalis yang bertugas meliput peristiwa pembubaran paksa aksi tolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Slamet di depan gedung DPRD Banyumas, dilindungi Undang Undang. Jika merasa ada yang kurang berkenan, mestinya tidak boleh melakukan tindakan kekerasan.

"Mestinya nggak boleh main kekerasan seperti itu. Jangan, ngobrol saja sama wartawan. Masa wartawan kok dithuthuki (dipukuli), ngobrol lah sama wartawan," kata politikus PDI Perjuangan yang juga mantan Anggota DPR RI itu.

Terpisah, Serikat Pekerja Lintas Media (SPLM) Jateng mengecam tindakan kekerasan tersebut. Ketua SPLM Jateng Abdul Mughis menyatakan, pihaknya mendesak Kapolres Banyumas mengusut tuntas pelaku.

Menurutnya sejumlah anggota polisi di Polres Banyumas dan Satpol PP Pemkab Banyumas yang terlibat dalam insiden penganiayaan terhadap sejumlah jurnalis di Banyumas harus diusut.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved