Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kekerasan Terhadap Wartawan

Anjar: Saya Dengar Teriakan 'Kasih Jatah Dulu' Lalu Saya Dipukul dan Ditendang Oknum Aparat

"Mohon maaf bapak aparat kalau bicara yang sopan terhadap masyarakat, saya jawab gitu, namun dia gak terima," katanya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
YOUTUBE
RICUH - Suasana pembubaran unjukrasa penolakan PLTP di Banyumas, Senin malam (9/10) yang berakhir ricuh 

Seorang berseragam polisi mendadak menghampirinya dan mengumpat dengan kata kasar.

"Mohon maaf bapak aparat kalau bicara yang sopan terhadap masyarakat, saya jawab gitu, namun dia gak terima," katanya.

Mendengar jawaban Anjar, oknum berseragam polisi itu membalikkan badan. Ia tampak marah.

Anjar sudah merasa terancam. Ia cepat angkat tangan dan menegaskan diri bukan seorang pendemo.

Pengakuannya tak digubris. Ia ditarik kasar lalu dipiting menuju mobil Dalmas sejauh sekitar 50 meter, oleh beberapa aparat.

Dalam kondisi fisik dipiting, Anjar tak mampu menangkis bogem mentah aparat ke arah tubuh Anjar.

Pemukulan bertubi-tubi itu sempat terhenti saat seorang polisi tua teriak agar kekerasan dihentikan.

"Saya dengar ada yang teriak, 'kasih jatah dulu', lalu saya dipukul dan ditendang terus saat mau diangkut ke mobil," katanya.

Sementara seorang temannya yang juga sempat ditarik aparat selamat dari penangkapan itu usai dibela oleh penjual Wedang Ronde langganannya.

Kekerasan yang dialami Anjar berlanjut ketika telah diangkut ke dalam mobil. Istilah binatang yang sering terlontar dari mulut oknum aparat membuatnya istigfar.

Seluruh pendemo di dalam mobil disuruh merundukkan kepala tanpa kecuali. Anjar telah merundukkan kepala namun dianggap kurang rendah. Seorang oknum aparat merendahkan kepalanya menggunakan tendangan kaki bersepatu. Tubuhnya oling. Kepalanya memar dan benjol karena hantaman keras itu.

Sampai di Mapolres Banyumas, ia bersama puluhan orang lainnya diturunkan dari mobil. Perjalanannya menuju ruang kantor harus dilaluinya dengan berjalan kaki dalam posisi jongkok.

Ia masih melihat beberapa kali tendangan meluncur ke arah pendemo.

Saat kakinya telah menyentuh lantai keramik, ia bersama lainnya dipaksa tiarap. Saat itu, ia baru mendengar seorang pimpinan satuan yang keluar dari ruangan berbicara dengan kata santun.

"Pimpinan itu bilang, kalau memperlakukan yang manusiawi lah. Kemudian kami disuruh berdiri. Luka-luka kami lalu diobati," katanya.

Selain menderita luka fisik, Anjar mengeluh lantaran handphone android miliknya yang diambil petugas waktu ia dikeroyok hingga sekarang tak kunjung dikembalikan. (tribunjateng/khoirul muzaki)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved