12 Gadis Suci Banyu Panguripan di Festival Wong Gunung Pemalang
Penyerahan banyu panguripan (air kehidupan) kepada kepala desa menjadi puncak acara Festival Wong Gunung (FWG)
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
Dalam pawai juga ditampilkan gunungan hasil bumi dan seni budaya masing- masing desa.
"Sebelum diserahkan kepada 12 kepala desa, banyu panguripan dibawa 12 gadis dari masing- masing desa. Mereka merupakan simbol dari kesucian," kata Tyo, sapaan akrabnya.
Setelah diterima kepala desa masing- masing, banyu panguripan akan dituangkan di sumber mata air yang ada di 12 desa itu.
Sementara, Bupati Pemalang, Junaedi, dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Daerah Kabupaten Pemalang, Budhi Raharjo, berharap dengan diberikannya banyu panguripan dari tujuh sendang di lereng Slamet itu, dua belas desa di Kecamatan Pulosari diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa.
"Semoga dua belas desa tersebut makmur, sejahtera dan selalu dalam lindungan tuhan karena selalu diberkati," ucapnya.
Sementara, Camat Pulosari, Achmadi Setiawan, menuturkan bencana yang kerap terjadi di Pulosari yakni kekeringan.
"Yang sering terjadi bencana kekeringan saat musim kemarau, hampir tidak ada air bersih. Saat musim hujan seperti ini jarang terjadi bencana, longsor juga tidak ada," ucapnya.
Ia berharap, melalui Festival Wong Gunung itu, doa masyarakat Pulosari, yakni terhindar dari bencana kekeringan.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/festival-wong-gunung-pemalang_20171122_194707.jpg)