Sintren dan Lais, Tarian Mistis yang Semakin Terpinggirkan
Kesenian tradisional Sintren kian dilupakan seiring perkembangan teknologi dan derasnya gelombang budaya dari luar
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Penari sintren saat acara Luwijawa Culture Festival di Luwijawa Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Selasa malam.
Ia menceritakan, dalam beberapa penampilan, ada sejumlah temannya yang sesama pawang tidak berhasil.
"Ada yang gagal. Jadi, setelah kurungannya dibuka, Sintren tidak mau menari. Dia meringkuk saja," imbuhnya.
Sementara, Kepala Desa Luwijawa, Sugiyanto, mengatakan pihaknya siap jika desanya itu menjadi pusat kesenian Sintren.
Pasalnya, anak- anak di desa tersebut kerap memainkan Sintren dalam versi kecil atau yang disebut Sintren- Sintrenan.
"Mereka kerap main sendiri gitu, nyanyi- nyanyi lagu- lagu pengiring tarian Sintren. Mereka sudah terbiasa," ucapnya.(*)
Rekomendasi untuk Anda