Warga Sayung Demak Protes, "Pak Jokowi Bangunkan Tanggul Laut Untuk Atasi Banjir Rob"
Protes itu diungkapkan dalam beberapa spanduk yang dipasang di kawasan perbatasan Semarang-Sayung, Demak.
Penulis: hesty imaniar | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hesty Imaniar
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Sebagai bentuk protes, atas kondisi 12 desa yang terendam banjir rob tahunan, warga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, melakukan protes.
Protes itu diungkapkan dalam beberapa spanduk yang dipasang di kawasan perbatasan Semarang-Sayung, Demak.
Seperti yang diungkapkan Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, di mana mereka mendesak pemerintah pusat, agar segera turun tangan mengatasi banjir rob di wilayah mereka.
Para kades berharap, agar Presiden Joko Widodo mendengar keluhan mereka dan segera membangun tanggul laut, untuk mengantisipasi banjir rob.
Ya, banjir rob memang selalu mengancam warga setiap saat. Bukan hanya merendam rumah, rob juga menenggelamkan tambak, infrastruktur jalan, rumah, dan sarana publik lainnya.
Sebanyak 12 desa di wilayah Kecamatan Sayung terkena dampak rob yang diakibatkan naiknya gelombang pasang air laut tersebut. Ke 12 desa itu yakni, Sriwulan, Bedono, Timbulsloko, Surodadi, Tugu, Sidorejo, Banjarsari, Purwosari, Sidogemah, Gemulak, Sayung, dan Loireng.
Sebagai bentuk protes, warga memasang spanduk di sejumlah titik di jalur pantura dan di gerbang masuk Demak yang berbatasan dengan Kota Semarang.
Dikatakan oleh Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni, tidak ada tindakan ataupun program yang mampu menghentikan bencana yang tidak dianggap bencana ini, kecuali sebuah bangunan yang kedap air yaitu tanggul rob (tanggul laut).
"Pemerintah jangan tutup mata dan pura-pura tidur. Rob ini bencana nasional. Atas nama rakyat Sayung, kami minta Pak Jokowi segera bangun tanggul laut. Tanggul itu harga mati. Jangan saat ini hanya dijadikan sebagai bencana biasa, ini sudah bencana besar bagi kami," katanya Senin (4/12/2017).
Baca: Mahasiswa Polines Menjadi Runner-up BPK Audination 2017, Begini Karya Tulis yang Dibuatnya
Menurut Zamroni, tanggul harus segera direalisasikan, karena rob yang terjadi selama 10 tahun terakhir ini, telah menelan banyak harta benda korban, fasilitas umum, dan dampak sosial lainnya.
"Pembangunan tanggul rob ini jija tidak segera terealisasi, maka negara akan semakin rugi, rakyat semakin miskin, dan infrastruktur semakin rusak," jelasnya.

Banjir rob yang datang, tanpa mengenal waktu tersebut, telah menenggelamkan ratusan rumah dan ribuan hektar tambak warga di Wilayah Kecamatan Sayung, bahkan lima rumah di Desa Sriwulan roboh diterjang banjir rob.
Dua desa di di Desa Bedono, yakni Dukuh Rejosari Senik dan Tambaksari telah hilang dari peta Demak. Dua dukuh tersebut kini telah menjadi lautan dan warganya direlokasi ke lokasi lain.
"Jika tuntutan kami ini tidak ditanggapi, pemerintah tidak segera membangun tanggul laut, kami akan blokir jalur pantura," katanya.
Ia juga melanjutkan bahwa, selama 10 tahun kawasan Sayung dikepung banjir rob, setidaknya sudah melenyapkan dua desa, yakni Desa Bedono Dukuh Rejosari Senik dan Tambaksari telah hilang dari peta Demak.
"Dua desa tersebut kini telah menjadi lautan dan warganya direlokasi ke lokasi lain," jelasnya.
Disisi lain, Lurah Sayung, Munawir juga mengatakan bahwa untuk dua lokasi banjir, yakni Desa Sayung Kidul dan Desa Sayung Kulon, sampai dengan saat ini masih terendam banjir dengan ketinggian air 50 cm.
"Ketinggian banjir itu, bisa lebih dari 50 cm, oleh karena itu, kami meminta bantuan kepada BPBD untuk sementara waktu ini, sembari kami meminta dibangunkan tanggul laut, bahwa kami ingin BPBD bisa menurunkan kapal di TKP sebagai fungsi evakuasi masyarakat maupun anak-anak sekolah," ungkapnya.
Baca: Gadis Manis Ini Beralih Profesi dari Taekwondo ke Sepak Bola, Ini Alasannya
Camat Sayung, Sugiyanto menjelaskan banjir rob memang menjadi momok di kawasannya itu.
Banjir tahunan, bahkan jika iklim mulai tidak bersahabat kapanpun, daerah Sayung ini rentan terkena banjir rob.
"Memang tanggul laut itu penting untuk wilayah geografis seperti daerah kami ini di Sayung. Secara geografis daerah kami cekung, seperti baskom, lalu dekat dengan laut, di mana banjir rob akan bisa datang sewaktu-waktu, oelh karena itu, tanggul laut itu penting sekali buat kami," pungkasnya.(*)