Mendulang Untung di Balik Manisnya Getuk Goreng Khas Sokaraja
Sepanjang sisi jalan di kecamatan itu disesaki warung makan dan pusat oleh-oleh makanan khas Sokaraja Banyumas.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
Meski sampai pertengahan puasa ini, omset penjualannya masih stabil. Saat ini, sebagaimana hari-hari normal, ia bisa menjual getuk sampai 75 kilogram perhari.
Saat lebaran, ia biasa kewalahan melayani pembeli. Permintaan getuk waktu itu tengah memasuki puncaknya. Dari pengalaman lebaran sebelumnya, omset penjualan getuk saat musim mudik bisa berlipat, sampai 3 kuintal perhari.
Ia pun berharap, lebaran nanti, saat arus mudik memasuki puncaknya, ia kembali bisa mendulang untung dari dagangannya.
"Kalau lebaran itu permintaan tinggi, tinggal tenaganya kuat tidak,"katanya
Tatik adalah generasi ketiga pemilik toko getuk goreng Bu Diyem. Generasi pertama, Karta mulanya adalah penjual getuk singkong basah (Cemol). Suatu ketika, dia menjajal menggoreng getuk itu. Tak disangka, getuk basah yang digoreng ternyata memiliki cita rasa tersendiri dan cenderung lebih disukai pembeli.
Dia bersama beberapa penjual getuk lain di wilayah itu akhirnya mengembangkan getuk goreng sebagai produk andalan yang dijual di lapak-lapak mereka.(*)