Idul Adha 2018
Jelang Idul Adha, Harga Kerbau di Kudus Naik
“Sudah terjual, tapi pemiliknya masih menitipkan di sini. Nanti ketika menjelang Idul Adha baru diambil,” katanya
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Menjelang hari raya Idul Adha, harga kerbau di Kudus mengalami kenaikan. Kenaikan dari harga tahun sebelumnya bisa mencapai 10 persen.
Seorang pedagang kerbau di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus Jamian mengatakan, harga kerbau di Kudus rata-rata berada di kisaran angka Rp 20 juta. Sedangkan pada tahun sebelumnya rata-rata mencapai Rp 18 juta.
Pria berusia 70 tahun ini telah menggeluti profesi sebagai pedagang kerbau sejak lama. Tahun ini dia menyediakan 150 ekor kerbau. Dari semua kerbau yang disediakan, 120 di antaranya telah laku terjual.
“Sudah terjual, tapi pemiliknya masih menitipkan di sini. Nanti ketika menjelang Idul Adha baru diambil,” katanya.
Untuk harga Rp 20 juta, kata Jamian, kerbau yang berhak didapatkan pembeli umumnya memiliki berat 3.7 kuintal. Sedangkan untuk kerbau yang memiliki berat di atasnya memiliki harga yang lebih tinggi.
“Misalnya saja harga kerbau Rp 37 juta beratnya bisa mencapai tujuh kuintal,” katanya.
Ramainya penjualan kerbau di Kudus jelang Idul Adha lantaran sebagian besar warganya lebih memilih kerbau sebagai hewan kurban ketimbang sapi. Hal itu didasarkan faktor historis penyebaran Islam pada masa Sunan Kudus.
Untuk memenuhi permintaan pasar, Jamian memasok kerbau dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Misalnya saja Mojokerto dan Banyuwangi.
Tidak hanya pasar lokal Kudus, tidak jarang dia juga harus memenuhi permintaan dari berbagai wilayah di Jawa Barat sampai Banten.
“Ada juga pembeli dari Bogor dan wilayah Jawa Barat lainnya, ada juga yang dari Banten,” jelasnya.
Kerbau yang saat ini dipeliharanya tentu membutuhkan pakan sampai saatnya pemilik mengambil. Untuk hal ini pihaknya memasang tarif khusus sebagai upah memelihara.
“Upahnya sesuai kesepakatan,” kata dia.
Kebutuhan pakan kerbau, katanya, dia memilih jerami kering. Sebab pakan ini lebih disukai hewan ternak.
“Kalau saat ini musim kemarau agak sulit pakannya, jeraminya. Tapi sejauh ini belum sampai mencari jerami sampai ke luar Kudus,” katanya. (*)