Berita Semarang
2.461 Gram Sisa-Sisa Plastik Terselamatkan dari Pencemaran Bumi
Sebanyak 2.461 gram sisa-sisa plastik, terselamatkan dari pencemaran bumi.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 2.461 gram sisa-sisa plastik, terselamatkan dari pencemaran bumi. Pembuatan ecobrick sebagai salah satu upaya menyelamatkan bumi dari sisa-sisa plastik.
“Ketika plastik berserakan, dibakar atau dibuang sembarangan, mereka akan meracuni tanah, udara dan air. Namun saat kita mampu mengoptimalkan sisa-sisa plastik tersebut menjadi ecobrick, bata yang ramah lingkungan, maka kita dapat membuat bangunan dalam ruang seperti bangku, meja, penyekat ruang, dan lain-lain. Bahkan kitapun dapat 'membangun ruang hijau', kata Trainer dan Ahli Bangunan Tanah Global Ecobrick Alliance (GEA), sekaligus Ketua Proklim Purwokeling BPI, RW 10 Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Dra. Eko Gustini Wardani Pramukawati dalam acara “Brick Up (Workshop Ecobrick)” Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro (UNDIP) yang diperuntukkan siswa-siswi SMPN 5 Ungaran, Kabupaten Semarang yang berlokasi di Jln Nakula, Kalongan, Ungaran Timur, beberapa waktu lalu.
Eko Pramukawati penerima Thropy Proklim Lestari dari KLKH RI 2024 menyampaikan, bahwa perkenalan pertama tentang ecobrick berawal dari Lantip Waspodo yang akrab dipanggil mas Ood dari PT. Marimas Putera Kencana, perusahaan minuman serbuk dengan berbagai rasa di Kota Semarang.
Bahkan perusahaan yang senantiasa mengembangkan kemampuan karyawannya menjadi Trainer GEA pernah mengajak pencetus ecobrick, Russell Maier dari Kanada dan Ani Himawati untuk berkunjung ke Proklim Purwokeling. “Hal demikian menjadikan kami semangat berecobrick, hingga sofa tamu di Balai RW.10 berbahan ecobrick. Demikian pula gerbang perumahan tempat tinggal kami di Perumahan Bhakti Persada Indah (BPI) juga ada ecobrick setinggi sekitar 2 meter," tandas Eko.
"Untuk itulah, kamipun juga tak segan berkolaborasi dengan Marimas untuk kegiatan pembuatan ecobrick."
Stik Kayu Bersih Tumpul dan Standar Berat
Menurut Eko, perempuan yang juga Andalan Gerakan Pramuka Kwarda Jateng bidang Pengabdian Masyarakat (Abdimas) dan Pramuka Peduli, bahwa untuk membuat ecobrick diperlukan alat, antara lain stik kayu sepanjang 1.5 tinggi botol, dengan kondisi kering, bersih dan tumpul, sehingga tidak melukai plastik.
Demikian pula plastik pengisi botol untuk menjadi ecobrick, juga dalam keadaan kering dan bersih, serta dipotong kecil-kecil.
Botolnyapun juga demikian dan kalau untuk dirangkai baik menjadi bentuk hexagon, triangle ataupun lego, maka botol yang digunakan harus sama bentuk dan ukurannya (satu merk).
Satu hal yang perlu diingat, kemampatan ecobrick minimal 0,33 volume botol. Hal demikian sesuai standar GEA. Untuk membuat bangunan dalam ruang seperti bangku semacam dingklik dan meja, maka kepadatan/kemampatan ecobrick menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Dalam kegiatan yang berlangsung sekitar 3 (tiga) jam, para siswa dibagi dalam 9 (Sembilan) kelompok masing-masing 3 (tiga) orang, salah satunya dari mahasiswa BEM FKM UNDIP.
Dengan dibantu pengawasan oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Fariza Puji Yunanto, S.Pd, M.Pd kegiatan tersebut menghasilkan 9 ecobrick, dengan berat total 2.461 gram.
Berat tersebut menunjukkan jumlah plastik yang bisa diselamatkan supaya tidak mencermari bumi. Berat ecobrick teringan adalah 242 gr yang dibuat kelompok 2, sedangkan terberat 312 gr oleh kelompok 4.
Tujuh ecobrick berhasil dirangkai menjadi hexagon kecil, Mengakhiri kegiatan, Eko yang saat itu hadir bersama anggota Proklim Purwokeling, Muhammad Rasyid Pandu Wijaya, mengajak siswa untuk yel-yel tentang ecobrick, sebagai solusi sisa-sisa plastik menjadi barang yang artistik. (*)
Mahasiswa Soroti Kebijakan Publik Lewat Forum Debat, Kritik Disampaikan Langsung ke Pemerintah |
![]() |
---|
Inilah Penampakan Supermoon Harvest di Semarang: Bulan Terlihat Lebih Besar 14 Persen |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Sebut Mulai Fokus ke SPALD-T untuk Solusi Pengelolaan Air Limbah |
![]() |
---|
Problem Baru Harian di Kota Semarang: 1 Dapur SPPG Hasilkan 1 Ton Sampah |
![]() |
---|
Perbaikan Pipa di Kaligawe dan Genuk, Aliran Air di Sejumlah Wilayah Semarang Terpengaruh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.