Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

DPRD Jateng

Mohammad Saleh Dorong Pesantren di Jawa Tengah Ciptakan Lingkungan Ramah Anak

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah mendorong seluruh pesantren di Jawa Tengah untuk menerapkan konsep pesantren ramah anak.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
RAMAH ANAK: Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh. Saleh mendorong seluruh pesantren di Jawa Tengah untuk menerapkan konsep pesantren ramah anak. (Dok) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mendorong seluruh pesantren di Jawa Tengah untuk menerapkan konsep pesantren ramah anak

Menurutnya, lingkungan pesantren yang ramah terhadap anak sangat penting agar santri dapat tumbuh dan berkembang dalam suasana yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan maupun perundungan.

Dia menekankan, pesantren harus menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi santri, jauh dari segala bentuk kekerasan dan perundungan. 

"Sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi penerus bangsa, pesantren harus bisa memberikan contoh yang baik dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan spiritual santri,” ungkap Saleh. 

Lebih lanjut, pihaknya mendukung program pesantren ramah anak yang kini tengah digalakkan oleh Pemprov Jateng bersama dengan sejumlah pihak.

Meliputi Kanwil Kemenag Jateng, UNICEF, Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU, dan LPA Klaten.

Kegiatan nusantara mengaji di Kabupaten Brebes yang dipusatkan di ponpes Assalafiayah Luwungragi Brebes yang diasuh Rois Syuriah PBNU KH Subhan Makmun, Sabtu (7/5/2016).
ILUSTRASI PESANTREN: Kegiatan nusantara mengaji di Kabupaten Brebes yang dipusatkan di ponpes Assalafiayah Luwungragi Brebes yang diasuh Rois Syuriah PBNU KH Subhan Makmun, Sabtu (7/5/2016). (TRIBUN JATENG/DOK)

Baca juga: Mohammad Saleh Dorong Pemprov Jateng Perluas Program Desalinasi di Wilayah Krisis Air Bersih

Saleh menjelaskan bahwa untuk memastikan implementasi pesantren ramah anak berjalan efektif, penting bagi pesantren untuk membentuk pedoman operasional (SOP) yang jelas serta membentuk satuan tugas (satgas) anti-bullying. 

“SOP yang jelas tentang bagaimana pesantren harus beroperasi dalam hal perlindungan anak sangat krusial."

"Begitu pula dengan pembentukan satgas anti-bullying yang bisa mengawasi dan menangani kasus-kasus perundungan di lingkungan pesantren,” kata dia. 

Lebih lanjut, Saleh juga menyarankan agar pesantren melibatkan santri dalam proses sosialisasi dan implementasi program ramah anak, agar mereka memahami hak-hak mereka serta pentingnya menjaga kesejahteraan teman-teman sebaya. 

Hal ini, menurut Ketua DPD Golkar Jateng tersebut, akan menciptakan atmosfer yang lebih terbuka dan saling mendukung antar santri.

“Pesantren harus menjadi tempat yang mendidik santri tidak hanya dalam aspek agama, tetapi juga dalam hal empati, rasa saling menghormati, dan perlindungan terhadap hak anak,” lanjutnya.

Diketahui, pesantren ramah anak ialah salah satu program yang terus digalakkan di Jawa Tengah.

Bahkan Pemprov sudah bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jateng, UNICEF, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten.

Baca juga: 13 Sekolah Rakyat Sudah Beroperasi di Jateng, Mohammad Saleh Siap Kawal Implementasi Program

Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Pemprov Jateng, yang dinahkodai Gubernur Ahmad Luthfi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved