BERITA LENGKAP: Pengusaha Tabrakkan Mercy ke Pemotor hingga Tewas, Kriminolog: Ada Unsur Kesengajaan
Titik terang mengenai penyebab meninggalnya Eko diungkapkan oleh Wakasatreskrim Polresta Solo, AKP Sutoyo, Kamis (23/8).
Disinggung apakah pelaku dalam pengaruh miras atau narkoba saat melakukan aksi kejinya tersebut, AKP Sutoyo mengatakan tidak.
"Langsung aparat Polresta Solo melakukan tes urine ke pelaku dan tiga orang rekannya yang sempat berada di dalam satu mobil. Semuanya negatif," urai dia.
Terkait motif yang dilakukan Iwan, AKP Sutoyo menjelaskan perbuatan tersebut dilakukan secara spontanitas, serta tak ada unsur lain seperti dendam pribadi atau permasalahan lain.
Lebih jauh ia memaparkan Iwan Adranacus ditetapkan sebagai tersangka sejak Rabu malam. Barang bukti yang berhasil diamankan di antaranya mobil pelaku, sepeda motor korban, helm korban, hingga HP korban.
"Pelaku diancam pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan menyebabkan kematian. Ancaman maksimal 15 tahun penjara," imbuh dia.
Anak Eko Terus Menangis
Eko Prasetio (28) meregang nyawa, usai dengan sengaja motornya ditabrak sedan Mercedes Benz AD 888 QQ yang dikemudikan Iwan Adranacus (40) di Jalan KS Tubun, tepatnya di samping Mapolresta Solo, Rabu (22/8) siang.
Iwan Adranacus adalah seorang pengusaha cat di Solo. Iwan dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke motor Eko lantaran emosi. Keduanya sebelumnya terlibat perselisihan kecil di jalan raya, akibat mobil Iwan dianggap menghalangi laju kendaraan Eko.
Keluarga pun memiliki firasat akan kehilangan Eko untuk selama-lamanya.
Eko merupakan menantu dari Aiptu Sutardi, seorang anggota Polresta Solo seksi pengawas bag Sumda.
Tribun menemui Sutardi di rumah duka, di kawasan Gremet, Manahan, Banjarsari, Solo, Kamis (23/8) siang. Tampak sejumlah pelayat mendatangi rumah duka tersebut.
Meski terlihat sedih, Sutardi masih bisa tersenyum menyalami para pelayat. Eko sehari-hari bekerja sebagai staf administrasi di RS Karima Utama.
"Ia menikah dengan putri saya pada 2016 lalu. Dan saat ini meninggalkan seorang anak yang masih berusia 9 bulan," jelas dia.
Sambil menitikkan air mata, Sutardi memaparkan, selama menikah dengan anaknya, mereka membangun keluarga kecilnya dengan tinggal di Aspol. Namun, tak jarang mereka tinggal di kawasan Gremet.
Sutardi menceritakan ada satu firasat yang membuat keluarga bertanya-tanya. Selama seminggu sebelum Eko meninggal dunia, anak pasangan tersebut yang bernama Ahnaf Malik sering menangis di malam hari. Selain menangis, Ahnaf juga sering tak dapat tidur meski sudah larut malam.