Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BERITA LENGKAP: Pengusaha Tabrakkan Mercy ke Pemotor hingga Tewas, Kriminolog: Ada Unsur Kesengajaan

Titik terang mengenai penyebab meninggalnya Eko diungkapkan oleh Wakasatreskrim Polresta Solo, AKP Sutoyo, Kamis (23/8).

tribunjateng/akbar hari mukti
Polresta Solo: Pengemudi Mercy Tabrak Eko Prasetio Jadi Tersangka Pembunuhan 

"Kami bertanya-tanya, ada apa ini. Saya kira cucu saya sakit, maka saya periksakan ke dokter. Tetapi kata dokter, ia tak sakit," jelas dia.

Seminggu kemudian, tepatnya Rabu siang, terjadilah peristiwa nahas tersebut.

Menurut Sutardi, Eko saat itu membeli arang dan kipas untuk membuat sate di rumah. "Ya kecil-kecilan dapat daging kurban untuk sate sama keluarga," katanya.

Meski berat, Sutardi menerima dengan lapang dada kematian menantunya. Ia berharap dan terus mendoakan, menantunya dapat diterima di sisi-Nya.

Sutardi mengatakan hingga kemarin pihak keluarga penabrak menantunya belum ada yang menghubungi.

Jika suatu saat dikontak, Aiptu Sutardi menjelaskan belum bisa menjawab apa-apa. Konsentrasinya masih menguatkan anak dan cucunya terkait kematian Eko.

"Ya memang harus pelan-pelan sekali untuk menjelaskan sekaligus menguatkan," urainya sembari bersedih. 

Ada Unsur Kesengajaan

Budi Wicaksono, Kriminolog Universitas Dipengoro (Undip) mengatakan perilaku berlalulintas adalah cerminan diri seseorang.

"Kita bisa lihat perilaku seseorang dari cara dia berlalulintas. Jika dia tertib, menaati rambu-rambu maka dalam kesehariannya orang tersebut juga begitu, dan sebaliknya".

Memang sekarang ini tren pengemudi ugal-ugalan semakin banyak. Kita biasa melihat di traffic light orang melanggar lampu merah, tidak sabar serta tidak menghormati pengemudi lain. Padahal jika ditarik garis besar, tertib tidaknya orang berlalulintas menggambarkan wajah suatu bangsa.

Dalam kasus ini saya melihat adanya unsur kesengajaan. Sebab si pengendara mobil sempat berhenti di kawasan menteri Supeno atau sekitar stadion Manahan. Lalu melaju lagi hingga terjadi tabrakan yang merenggut nyawa pengendara sepeda motor.

Tapi sulit untuk membuktikan pengemudi mobil ini berniat membunuh atau sekedar ingin memberi pelajaran. Bisa saja ia hanya ingin menganiaya atau memberi pelajaran.

Apa pun niatnya, si pengemudi mobil ini tetap bersalah. Sebab ia bertindak main hakim sendiri.

Dia tidak boleh mengadili sendiri, seharusnya melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian dengan tuduhan tindakan tidak menyenangkan karena pengendara motor telah menendang-nendang bagian mobilnya.

Tidak benar juga jika alasan si pengemudi mobil melakukan tindakannya karena berusaha membela diri. Sebab melihat cerita atau kronologi tersebut ia tidak merasa terancam. (ahm/wan)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved