Stikes Telogorejo
Perhatikan Masalah Perkembangan Motorik Kasar pada Infant atau Bayi
Infant adalah sinonim yang lebih khusus untuk "bayi" yaitu periode dari usia 1 bulan hingga kurang lebih usia 2 tahun(Ruffin, 2009).
Dampak jika stimulasi kurang bisa mengakibatkan gangguan tumbuh kembang, khususnya perkembangan motorik kasar seperti saat bayi berusia antara 8-12 bulan, bayi belum mampu duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri dua detik dan belum mampu berdiri sendiri.
Bayi belajar keterampilan motorik melalui latihan, karena itu orang tua dari bayi dengan keterlambatan motorik, didorong untuk memberikan latihan-latihan ke dalam rutinitas sehari-hari. Latihan bayi terjadi secara kooperatif antara bayi dan orang tua selama kegiatan sehari-hari yang termasuk perawatan dan bermain.
Pemahaman yang baik tentang aktivitas sehari-hari di mana bayi terlibat dan hubungannya dengan perkembangan motorik dapat membantu tenaga medis ketika merancang program intervensi untuk bayi dengan keterlambatan motorik (Jensen et al., 2015).
Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian makanan yang sehat dan cukup gizi untuk bayi.Vaivada, Gaffey, & Bhutta (2017) melakukan penelitian tentang mempromosikan perkembangan anak usia dini dengan intervensi kesehatan dan nutrisi yang diberikan selama masa infant dan masa kanak-kanak (1000 first day) yang bertujuan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, didapatkan bahwa pemberian suplemen multiple micronutrientdapat meningkatkan intelegensi dan perkembangan motorik pada bayi berusia 6 hingga 12 bulan dan prestasi akademik pada anak usia sekolah.
Periode lima tahun pertama kehidupan akan menentukan kualitas hidup anak dikemudian hari. Apabila terdapat suatu masalah dalam proses tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya anak mencapai tingkat tumbuh kembang yang sesuai dengan usianya.
Apabila gangguan ini berlanjut maka akan menjadi potensi untuk menurunkan kualitas hidup anak di kemudian hari, sehingga sangatlah penting apabila semua komponen yang terlibat dalam tumbuh kembang anak dapat bekerja sama dalam melakukan pemantauan sejak dini.Peran serta petugas kesehatan juga diperlukan untuk menekan frekuensi gangguan motorik kasar pada anak dengan mengadakan promosi kesehatan yang bertujuan mengoptimalisasi tumbuh kembang anak sehingga terwujudnya generasi harapan bangsa yang lebih baik dan berkualitas. (*)