Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Terkuak Pesan Gus Mus kepada Mahfud MD soal Sikap Politik Jelang Pilpres

mengaku mendapatkan nasehat dari Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus untuk tidak memilih orang-orang ini

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase/Tribunjateng
Gus Mus dan Mahfud MD 

TRIBUNJATENG.COM- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengaku mendapatkan nasehat dari Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus soal sikap di tahun politik.

TribunJateng.com, melihat cuitan Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd yang ia tulis pada Sabtu (24/11/18).

Dalam cuitan tersebut, Mahfud MD mengaku bertemu dengan Gus Mus beberapa hari yang lalu.

Gus Mus lantas memberi imbauan agar tidak berkampanye dengan mengajak Allah karena Allah bukanlah juru kampanye.

Gus Mus lantas menyebut bahwa kampanye merupakan kepntingan jangka pendek politisi.

Baca: Propam Dalami Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi dalam Kasus Pesta Sabu 8 Tahanan di Sel Polrestabes

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 24 November 2018, Scorpio Hati-Hati Terjerumus dalam Drama

Baca: Samsat 1 Semarang Berupaya Tingkatkan Pelayanan melalui Aplikasi Sakpole

Baca: Mitsubishi Target Jual 130 Unit di Exhibition

Lantas Gus Mus berpesan agar berhati-hati dan jangan mau untuk diadu domba dengan dasar membela agama oleh orang-orang yang tidak taat beragama bahkan tak peduli terhadap agama.

"Waktu sy ketemu Gus Mus 3 hr lalu, ada imbauan "jangan mengajak Allah berkampanye", Allah itu bkn jurkam. Kampanye itu utk kepentingan jangka pendek politisi. Hati2 jangan diadu domba utk membela agama oleh orang yg sebenarnya tidak taat beragama, bahkan tak perduli pd agama," tulisnya.

Senada dengan cuitan Mahfud MD tersebut, Gus Mus juga kerap memberikan ceramah agar tidak membawa Tuhan dalam politik.

Dilansir dari Nu.or.id, Gus Mus menyampaikan kepada masyarakat bahwa di tahun-tahun politik hendaknya mengedepankan sikap bijak dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, baik dalam hal menyukai maupun membenci apa pun.

“Nasihat saya dari dulu sama, tidak usah berlebihan-lebihan dalam segala hal. Termasuk senang dunia, senang jabatan, senang mikirin politik,” ujar Gus Mus saat ditemui NU Online, Jumat (10/8) di kediamannya di Rembang, Jawa Tengah.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini, orang yang senang berlebihan-lebihan akan kehilangan akal. Padahal menurutnya, akal merupakan anugerah Allah SWT supaya manusia dimuliakan karena akal pikirannya.

“Kalau berlebihan-lebihan, kita tidak akan bisa adil, kita tidak bisa istiqomah. Itu pasti. Orang berlebih-lebihan gak akan bisa adil, siapa punlah, terutama yang jadi pemimpin. Ada orang yang berkelahi dengan saudaranya, itu karena berlebih-lebihan,” tegas Rais ‘Aam PBNU 2014-2015 ini.

Gus Mus mengutarakan, apa yang disampaikannya itu bersifat umum, untuk siapa saja. Baik yang berlebih-lebihan dalam menyukai atau pun berlebih-lebihan dalam membenci.

“Berlebihan mendukung dan mengharap, sekarang banyak orang kecewa karena berlebihan-lebihan mengharap,” tutur Gus Mus.

Baca: Vicky Prasetyo: Kaget, Begitu Ranjang Saya Diisi Orang Lain

Baca: Prediksi BMKG, Wilayah Tegal di Siang Hari Akan Diguyur Hujan di Daerah Ini

Baca: UMK 2019 Kabupaten Klaten, Perubahan Terbaru UMK Klaten

“Berlebihan-lebihan Argentina menang, ternyata Gusti Allah berkehdak lain. Ganti berharap ke Jerman, kalah lagi. Lah wong enggak ikut memutuskan kok berlebih-lebihan mengharap. Yang memutuskan Allah kok. (Terlalu berharap) Mahfud MD jadi cawapres, ternyata ndak sido (tak jadi), ya kecewa,” imbuhnya mencontohkan.

Ia menegaskan, tidak perlu berlebihan-lebihan, tetapi biasa saja dalam segala hal. Seperti kata dia, ramai di Jakarta sampai ada istilah cebong dan kampret. Menurutnya, itu juga terlalu berlebih-lebihan.

“Perkara pilkada membawa-bawa nama Gusti Allah segala, ini memalukan, rumangsane (dikira) Gusti Allah itu apa?” ucapnya.

Menurut Gus Mus hal itu karena berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan membesarkan dirinya sendiri sehingga lupa besarnya Allah SWT. “Mengucap takbir Allahu Akbar tetapi tidak mengerti besarnya Gusti Allah,” jelasnya.

Baca: Vicky Prasetyo: Kaget, Begitu Ranjang Saya Diisi Orang Lain

Baca: Fenomena Lagu Thailand Kwik Kwik yang Viral Menceritakan Kekasih Ditinggal Menikah

Baca: Mojang Karawang : Heboh Video Siswi SMA Karawang Berakhir Petaka, Ini Faktanya

Kalau manusia mengetahui besarnya Allah, sambungnya, makhluk itu sangat kecil sekali, mendongak saja, menurut Gus Mus, tidak bakal berani.

Ia heran ketika ada yang menyebut Allahu Akbar tetapi petantang-petenteng. “Yang dibesarkan Gusti Allah atau dirinya sendiri?” terangnya.

“Jangan berlebihan, sederhana saja hidup itu, di dunia tidak ada yang perlu di-ngototi, tidak ada, yang perlu di-ngototi akhirat,” tandas Gus Mus. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved