Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

NH Dini Meninggal Dunia - Inilah Kenangan Terakhir Marie-Claire Lintang Coffin Putri Sulung NH Dini

NH Dini meninggal setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di tol Tembalang, Kota Semarang sekitar pukul 11.00 sepulangnya melakukan terapi akupuntur.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/AMANDA RIZQYANA
Marie-Claire Lintang Coffin (57), anak sulung dari sastrawan NH Dini hadir di prosesi kremasi sang ibu di Krematorium Yayasan Sosial Gotong Royong Ambarawa, Kabupaten Semarang pada Rabu (5/12) siang. 

"Saya sangat menghargai kepedulian dan kehadiran anda sekalian. Terima kasih," ucapnya.

Lintang mendapatkan simpati dan ucapan bela sungkawa dari hadirin.

Mereka memberikan pelukan dan kecupan pada wanita berambut sebahu tersebut.

Lintang mengaku ingat sebagian orang yang datang dan memperkenalkan diri, namun ia tetap menyapa hadirin.

Sebagian yang memberikan ucapan bela sungkawa memintanya untuk berfoto. Lintang nampak tersenyum saat berfoto bersama orang-orang yang mencintai ibunya.

Selepas serangkaian prosesi doa, peti mati siap dimasukkan ke dalam tungku untuk dimulai sesi pembakaran.

Lintang mendapat kehormatan menyalakan tungku. Sesaat setelah melihat bara api menghanguskan peti, ia menangis.

Sebelumnya, ia justru nampak tegar dan memeluk beberapa kerabat yang nampak menangis.

Namun pada kesempatan kali ini, ia tak dapat menyembunyikan lagi kesedihannya.

Air mata mengalir melewati bingkai kacamatanya. Ia benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada wanita yang melahirkannya.

Lintang menyampaikan di hadapan awak media bahwa ia dan adiknya bersepakat untuk menitipkan abu sang ibu di YSGRA sementara.

Ia perlu berdiskusi dengan sang adik, akan disemayamkan di mana abu tersebut.

Namun ia berencana melakukan perayaan atas karya-karya sang ibu di Bali. Karya-karya milik NH Dini yang belum sempat dipublikasikan.

Ketika ditanya tentang firasat jelang kehilangan, Lintang mengaku merasakan perasaan tersebut namun abaikan.

Ia awalnya tak menyadari itu merupakan firasat, namun ia mengingat beberapa waktu sebelum sang ibu berpulang, ia sempat bercengkrama dengan sang ibu.

Pada momen terakhir kebersamaan mereka, sang ibu mengucapkan selamat tinggal.

Ketika ia mengingat kembali hal tersebut, itu merupakan ucapan perpisahan yang indah.
(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved