Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hilang saat Mendaki Gunung Slamet Bulan Lalu, Santri di Tegal Ditemukan Meninggal

Tim SAR Gabungan mengevakuasi jenazah pendaki Gunung Slamet yang sudah berwujud kerangka

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Istimewa
Evakuasi jasad santri Ahmad Sulaiman yang hilang usai mendaki gunung Slamet 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Tim SAR Gabungan mengevakuasi jenazah pendaki Gunung Slamet yang sudah berwujud kerangka, kemarin Rabu (26/12).

Jasad itu diyakini adalah Ahmad Sulaiman Bin Sarna, santri Ponpes Attolibiyah Mobok Karsih yang beralamat di Desa Mungcanglarang RT 09 RW 02 Kecamatan Bumijawa Tegal.

Sulaiman sebelumnya dilaporkan hilang usai melakukan pendakian Gunung Slamet, 21 November 2018 silam.

Koordinator Tagana Banyumas Ady Candra mengungkapkan, dari keterangan saksi yang dihimpun Kepolisian, Sulaiman bersama 3 rekannya diketahui memulai pendakian pada 21 November 2018 melalui Pos Pendakian Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja.

Mereka langsung melakukan pendakian menuju Pos 9. Sesampai pos 9, mereka memutuskan langsung turun melalui jalur pendakian sama.

Nahas, sampai di Pos 7, mereka tersesat dan tidak menemukan jalan pulang. Hingga hari berangsur petang, mereka memutuskan untuk bermalam di hutan.

Sampai pagi menjelang, sekitar pukul 06.30 WIB, Muhammad Imam As'ari, Muhammad Jefri Trimulyana dan Ahmad Fadil Izulhaq terbangun dari tidur.

Tetapi mereka tidak mendapati Ahmad Sulaiman di sekitar tempat istirahat.

Mereka sempat berusaha mencari keberadaan Sulaiman di sekitar tempat tersebut namun korban tak juga ditemukan.

Mereka yang sudah kelelahan akhirnya memutuskan mencari pemukiman penduduk untuk meminta pertolongan.

Hari berlalu, Pihak Ponpes merasa curiga lantaran hampir satu bulan Ahmad Sulaiman tidak ada kabar. Padahal, ada keperluan administrasi yang belum diselesaikan.

Pengurus Ponpes lantas mendatangi rumah Ahmad Sulaiman untuk menanyakan keberadaan dan kondisi anak tersebut.

Kedatangan pihak Ponpes justru mengejutkan keluarga. Kedua pihak saling tanya.

Pihak keluarga mengira Sulaiman masih di pesantren. Sementara pihak Ponpes mengira anak itu berada di rumah.

"Baru tanggal 25 Desember 2018 ketiga temannya yang mendaki melaporkan kejadian ini ke Polsek,"katanya

Mereka ternyata disebut tidak melaporkan kegiatan pendakiannya ke Pos Bambangan. Karena itu, nama mereka tidak terdata di buku pendaftaran pendakian.

Berbekal keterangan ketiga rekannya,Tim SAR gabungan memutuskan melakukan pencarian di sekitar Gunung Slamet.

Pencarian itu akhirnya menemui titik terang.

Rabu (26/12) sekitar pukul 16.30 WIB, mereka menemukan sesosok mayat di anakan Sungai Pelus.

Jasad yang sudah rusak atau tinggal kerangka diyakini adalah Ahmad Sulaiman yang telah hilang sekitar sebulan.

Proses evakuasi jasad santri malang itu pun tak mudah. Evakuasi mulanya akan dikakukan dengan penjemputan secara estafet.

Tetapi cara itu urung dilakukan mengingat medan untuk evakuasi bukan melalui jalur pendakian sehingga sangat berisiko.

Tim melakukan evakuasi melalui rute terdekat lewat anakan Sungai Pelus Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Banyumas melalui Hutan Perhutani KPH Banyumas Timur. Proses evakuasi berjalan kurang lebih 5 jam sampai di titik penjemputan, pukul 22.45 WIB.

Selanjutnya jenazah dibawa ke RS Margono Soekardjo Purwokerto untuk dilakukan pemeriksaan oleh Inafis Polri Banyumas,"katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved