Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tagar JokowiOrangnyaBaik Trending Usai CEO Bukalapak Temui Presiden

Tagar JokowiOrangnyaBaik menjadi trending topic di Twitter usai CEO Bukalapak, Achmad Zaky menemui presiden.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
KOMPAS.com/Ihsanuddin
CEO Bukalapak Ahmad Zaky bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019). 

Ada yang mendukung cuitan tersebut dan ada pula yang tidak sepakat.

Netizen yang mendukung cuitan tersebut ramai-ramai membuat hastag Dukung Bukalapak.

Sementara netizen yang tidak sepakat dengan cuitan tersebut membuat Hastag Uninstalbukalapak.

Lantaran hal tersebut, Achmad Zaky mengaku kaget dengan ramainya dunia Twitter karena cuitannya.

bahkan Achmad Zaky mengaku bahwa kata 'presiden baru' dalam cuitannya termasuk Jokowi.

Achmad Zaky meminta agar cuitannya tidak dipelintir.

"Bangun2 viral tweet saya gara2 "presiden baru" maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya lets fight for innovation budget," tulisnya.

Lantas ia mengaku bahwa tujuan cuitannya tersebut untuk menyampaikan sebuah fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi.

"Tujuan dari tweet saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara2 lain," tulisnya.

Kemudian, Achmad Zaky menuliskan klarifikasinya dan meminta maaf kepada Jokowi

"Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju.

Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya.

Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," tulisnya.

(TribnJateng.com/Woro Seto)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved