12 Tahun Terbentuk, Group Qosidah El Shida Semarang Pentas Hingga ke Mancanegara
Perkumpulan mayoritas perempuan gemar alat musik dan bernyayi lagu islami tersebut sudah ada sejak 12 tahun yang lalu.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Grup qosidah asal Semarang benama El Shida nampaknya sudah akrab dengan masyarakat.
Perkumpulan mayoritas perempuan gemar alat musik dan bernyayi lagu islami tersebut sudah ada sejak 12 tahun yang lalu.
Kini grup pimpinan Hj Muthoharoh sekaligus pencetusnya semakin banjir orderan.
Tidak hanya di nusantara saja, orderan juga datang dari beberapa negara lain, sebut saja Hongkong dan Taiwan.
Ditemui di kediaman putrinya Dusun Getas Rt 04/Rw 05 Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Muthoharoh bercerita, keberhasilan grup qosidah yang saat ini ia pimpin bukan berarti tanpa proses.
Hal tersebut bermula sekitar tahun 2006 yang lalu.
Saat itu ia masih menjadi bagian dari grup qosidah lain di Semarang.
Lahir dikarunia suara merdu, Muthoharoh tampil dengan suara menawan di atas panggung.
• Puluhan Grup Rebana Berpartisipasi di Festival Rebana Universitas Muria Kudus
Satu tembangnya yang cukup dikenal masyarakat berjudul "Perdamaian" bombastis kala itu.
Di tahun yang sama, perempuan 55 tahun tersebut mendapat orderan untuk mengaji di sebuah tempat Kota Rembang, Jawa Tengah.
"Kala itu memang diminta untuk mengaji, namun juga sekalian ngisi hiburan. Berangkat deh bersama teman-teman," terang Muthoharoh.
Lebih lanjut, dalam perjalanan, ia bersama 6 sahabatnya mulai berfikir tentang nama yang bakal diperkenalkan kepada pengunjung.
Banyak usulan masuk yang kemudian disepakati untuk mengambil sebuah nama "El Shida".
Nama El Shida terlahir seketika tanpa perencanaan.
Ketujuh anggota memaknainya 'iling-iling satu jadi'.