Misteri Warga Banyumas Hilang 12 Tahun
Karyono Masih Pakai Celana 12 Tahun Lalu saat Ditemukan di Kaki Gunung Slamet, Ada 1 Perubahan Besar
Uniknya, ia masih mengenakan celana yang sama seperti yang dipakai 12 tahun lalu
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Karyono membuat heboh warga Banyumas karena kisahnya yang terbilang tak biasa.
Ia lenyap menghilang dari tempat tinggalnya sejak tahun 2007. Saat itu usianya masih 19 tahun.
Setelah 12 tahun berlalu, Karyono ditemukan lagi dan kini ia sudah berusia 31 tahun.
Uniknya, ia masih mengenakan celana yang sama seperti yang dipakai 12 tahun lalu.
Meski demikian, ia mengalami sejumlah perubahan.
Ini kisah lengkapnya:
Karyono, warga Gerumbul Karangalang, Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu raib sejak 2007 silam.
Ayah dan ibunya, pasangan Romsiyati (50) dan Kardi (58), sudah berusaha mencari anak sulung mereka dibantu keluarga dan kerabat.
Karyono bak raib ditelan bumi hingga akhirnya kabar gembira itu datang dari kawasan Telaga Ranjeng, Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Si anak hilang diketahui berada di kawasan telaga tersebut selama tiga bulan terakhir.
Kronologi penemuannya bermula ketika seorang warga Dusun Karangalang bernama Reni menikahi pria asal Desa Pandansari.
Dalam suatu kesempatan, dia bertemu dengan pria misterius yang tinggal di kawasan telaga.
Reni sebagai tetangga Romsiyati dan Kardi sebenarnya masih mengenali Karyono.
Namun, dia ragu-ragu kalau orang yang ditemuinya di kawasan telaga tersebut betul anak tetangganya.
Apalagi mereka sudah lama sekali tidak berjumpa, sekitar 12 tahun.
Tak kehabisan akal, dia pun menghubungi Aris yang merupakan kakak sepupu Karyono.
Mendapat informasi tersebut, Aris langsung berangkat ke Pandansari.
Setibanya di desa ini, dia pun diantarkan Hardi ke kawasan Telaga Ranjeng.
Tak dinyana, mereka bertemu Karyono di jalan.
Aris tak ragu lagi, dia merasa sangat yakin itu adalah adik sepupunya.
"Sekali melihat saya langsung ngeh itu dia.
Tidak pangling lagi.
Wajah adik saya itu sama sekali tidak berubah," terang Aris kepada Tribunjateng.com di Karangalang, Kamis (28/3/2019).
Akhirnya Aris pun mengajak Karyono pulang ke rumah.
Menurutnya, ketika pertama bertemu itu fisik Karyono tampak sehat.
Perubahan besar hanya di bagian rambut yang gimbal memanjang.
Pakaian sudah berganti tapi dia masih mengenakan celana yang dipakai ketika menghilang 12 tahun lalu.
Karyono berada di sekitar Telaga Ranjeng diperkirakan baru 3 bulan terakhir.
Nah, sebelum 3 bulan tersebut tak sekali pun Karyono menampakkan diri di kawasan telaga.
"Jadi selama 11 tahun 5 bulan itu Karyono hilang tanpa jejak.
Warga sekitar mengaku baru melihat sosok Karyono 3 bulan terakhir ini," papar Aris.
Apa yang dilakukan Karyono di telaga tersebut?
Penduduk atau pengunjung kerap melihatnya sedang duduk termenung di tepi telaga.
Mondar-mandir ke sana ke mari tanpa berbicara sepatah kata pun.
Semula warga yang secara tidak sengaja melihatnya merasa takut, mengira makhlus halus atau penampakan dari dunia lain.
Lambat-laun mereka pun terbiasa dan menganggapnya sebagai "tamu".
"Selama kurang lebih 3 bulan di telaga tersebut, Karyono menetap dan tidur di sana.
Bahkan menurut warga yang melihat, Karyono sering menempati lokasi-lokasi yang dianggap angker di daerah tersebut," imbuh Aris.
Pengunjung yang berwisata ke kawasan ini juga merasa takut atas kehadiran Karyono.
Begitu pula petugas yang mengelola objek wisata Telaga Ranjeng.
Mereka membiarkannya karena tidak pernah mengganggu atau berulah.
Seiring waktu, warga sekitar menyadari bahwa Karyono hanya manusia biasa.
Mereka pun sering memberinya makan meski tidak berkomunikasi.
Kondisi Karyono ketika ditemukan memang hilang ingatan, sama sekali tak bisa diajak berbincang.

Ketika tiba di Karangalang saja, dia tak mengingat ayah dan ibunya yang menyambut gembira kepulangan si anak hilang.
Sekarang, sedikit demi sedikit dia sudah bisa merespons pertanyaan meski sekadar berkata "ya" dan "tidak".
"Keluarga kami senang dia sudah pulang.
Jadi apa pun kondisinya kami terima.

Perubahan Karyono
Ibu Karyono, Rosmiyati menceritakan kisah putranya sebelum menghilang.
"Dia mengalami perubahan sikap 3 bulan sebelum hilang misterius.
Karyono saat itu masih berumur 19 tahun, orangnya memang pemalu.
Tetapi dia normal sebagaimana anak laki-laki lain," kata Romsiyati di rumahnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (28/3/2019).
Sebelum menghilang dan susah dicari, ada satu hal yang membuat Karyono merasa minder dan malu.
Dia menderita penyakit gatal akut kala itu.
Penyakit gatal di kaki tersebut tidak kunjung sembuh dan susah diobati.
Sebelumnya dia beraktivitas normal, bermain bersama teman-temannya di sekitar rumah dan desa.
Setelah terkena penyakit itu, Karyono menjadi merasa kecil hati.
Dia malu bergaul atau bertemu rekan-rekannya.
Kondisi tersebut membuat Karyono menjadi pribadi yang tertutup.
Dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah saja.
Kalau diajak keluar rumah, dia enggan.
Hanya mau mengobrol dengan keluarga atau kerabat.
Selain itu, itu dia sering melamun dan berdiam diri.
Entah apa yang menjadi beban pikiran dia sehingga selalu terlihat murung.
Perubahan perilaku dan kebiasaan Karyono tersebut dirasakan oleh keluarga tiga bulan sebelum menghilang.
"Pikirannya kosong, kemungkinan sudah punya pemikiran untuk pergi.
Dia pergi tanpa pamit setelah mandi dan keramas pukul 08.00 pagi," imbuh Romsiyati.
Karyono raib pada 19 November 2007.
Saat itu, pengguna gadget dan peranti elektronik lain masih terbatas.
Seluruh warga Dusun Karangalang bergotong-royong mencari Karyono.
Pencarian juga melibatkan anggota Polsek dan Koramil.
Mereka menduga Karyono hilang karena hanyut di sungai atau kasus lain.
Tak hanya itu, keluarga juga menghubungi beberapa tokoh spiritual.
Di mana saja untuk melacak keberadaan Karyono.
Menurut Aris, kakak sepupunya, sudah puluhan "orang pintar" disambangi.
Tujuannya dimintai bantuan mencari keberadaan Karyono.
"Semua orang pintar yang kami datangi jawabannya sama, Karyono masih hidup.
Di mana keberadaanya? Masih menjadi teka-teki," ungkap Aris.
Jadi selama hampir 12 tahun itu, keluarga Romsiyati tidak mengadakan tahlilan ataupun prosesi kematian.
Mereka yakin betul Karyono masih hidup, akan kembali suatu saat nanti.
Romsiyati memang sangat berduka karena anak sulungny dari dua bersaudara itu pribadi yang rajin.
Karyono dikenal suka membantu orangtua.
"Dia itu anaknya penurut dan pendiam.
Biasanya membantu ayahnya memperbaiki perangkat elektronik.
Dia juga mampu menangani masalah kelistrikan seperti membetulkan bola lampu atau neon yang putus," kenang Romsiyati.
Beberapa tetangga Romsiyati merasa Karyono sudah meninggal.
Namun, sang ibu yakin anaknya masih hidup di suatu tempat.
Berada di lokasi tersembunyi.
Ada pula yang berpendapat Karyono tersesat di alam gaib.
Keluarga memang percaya selama hampir 12 tahun ini Karyono memang berada di dunia lain.
"Kami keluarga makin percaya bahwa Karyono memang dibawa ke dunia lain.
Kalau dia hidup di jalanan, tidak mungkin ditemukan dalam kondisi bersih dan terawat.
Badannya saja berisi dan tidak kurus.
Kulitnya bersih, hanya rambut dan kakinya yang terlihat kotor," ungkap Aris.
Setelah berjumpa, Aris menyebut keluarga semakin heran.
Sebab, penyakit gatal-gatal di kaki Karyono yang sebelumnya susah disembuhkan itu sudah hilang.
Sepanjang telapak kaki hingga ke mata kaki tampak bersih.
Tidak terlihat Karyono menggaruk-garuknya sebagai pertanda rasa gatal. (Tribunjateng/Permata Putra Sejati).
• Sesaat Lagi Live Streaming RCTI Liverpool Vs Tottenham, Inilah Susunan Pemain Kedua Tim
• Bak Sinetron, Begini Kisah Reni Temukan Karyono Tetangganya yang Hilang 12 Tahun di Telaga Ranjeng
• Mikhayla Anak Nia Ramadhani Sabet 3 Emas Gymnastic Bangkok, Kado Ulang Tahun Pernikahan Orangtua
• Hidayat Nur Wahid Mendadak Acungkan Jempol saat Mahfud MD Tanggapi Pernyataan Hendropriyono