Kunjungi Semarang, Cak Nun Singgung Ancaman Amien Rais Akan Lakukan People Power Jika Pemilu Curang
Cak Nun sempat menyinggung pernyataan Amien Rais yang mengatakan akan menggunakan 'people power', apabila terjadi kecurangan Pemilu.
Penulis: faisal affan | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bertepatan dengan Isra Miraj, Emha Ainun Najib atau Cak Nun berkunjung ke Kota Semarang.
Kunjungannya kali ini dalam rangka menghadiri acara ulang tahun Panser Biru ke 18 di Wonderia Semarang.
Namun sebelum itu, Cak Nun bersama awak media bertemu di Rumah Makan Sederhana Jalan Pandanaran Semarang, Rabu (3/4) siang.
Dalam forum silaturahmi ini ia berbicara banyak hal mengenai dunia jurnalistik.
Cak Nun ingin media mampu menciptakan perubahan yang bisa membawa kebaikan pada masyarakat Indonesia.
"Jangan hanya bad news is good news.
Tetapi bisa membuka pikiran masyarakat yang lebih positif," terangnya.
Yang menarik, Cak Nun sempat menyinggung pernyataan Amien Rais yang mengatakan akan menggunakan 'people power', apabila terjadi kecurangan Pemilu.
"Saya tidak percaya ada people power.
Yang ada hanya mobilisasi massa saja," tegasnya.
Cak Nun bercerita saat pemerintahan Soeharto lengser, dirinya bergerilya dari desa ke desa lain.
"Saya ingin mengembalikan jati diri bangsa yang hilang dari desa.
Seperti budaya, seni, dan sosialnya.
Sebab dari Indonesia merdeka kami tidak pernah berpijak pada budaya sendiri.
Hanya copy paste dari budaya Barat," bebernya.
Sejatinya kerakusan atau haus kekuasaan tidak akan pernah bisa dilakukan oleh manusia.
Ia mencontohkan makanan yang berjajar ada dihadapannya, yang tidak mungkin bisa dimakan semuanya.
"Lihat makanan ini.
Dari belasan makanan yang ada di meja paling hanya dua atau tiga saja yang dimakan.
Sama halnya dengan kekuasaan," ucapnya.
Cak Nun melanjutkan, menjadi seorang pemimpin harus bisa melegakan semua kelompok masyarakat.
"Kalau bisa ada pemimpin yang mau menerapkan malati.
Tengah malam presiden ajak menterinya di bawah pohon untuk saling bersumpah.
Jika ingkar, maka ada malapetaka yang menimpanya.
Karma ini kekayaan Indonesia yang luar biasa," terangnya.
Sehari sebelumnya di Kudus, Cak Nun mengajak seluruh masyarakat untuk bersyukur dan memaknai proses perjalanan kehidupan untuk meningkatkan ilmu, keimanan, dan ketakwaan.
Pernyataan itu disampaikannya di depan jamaah sinau bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Ngemplak, Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Selasa (2/4/2019) malam.
Cak Nun mengajak jemaah untuk memahami makna Isra Mikraj sebagai proses perjalanan hidup.
Cak Nun mencontohkan, proses menanam jagung hingga panen memakan waktu tiga bulan, padi bisa dipanen dalam waktu tiga hingga empat bulan, pohon jati butuh bertahun-tahun hingga bisa dipetik hasilnya.
Di sisi lain, rumput tanpa ditanam pun cepat tumbuhnya.
Begitu juga dalam proses perjalanan belajar manusia.
Ada yang cepat menangkap ilmu yang diajarkan, ada yang butuh bertahun-tahun untuk bisa memaknai ilmu yang dipelajari.
"Yang terpenting saat ini adalah, tanamkan kebaikan pada anak-anak kita, sirami setiap hari, karena kita tidak tahu kapan bisa memanen hasilnya.
Allah yang mengetahuinya,” katanya.
Meski begitu, jika proses menanam, menyirami dilakukan terus menerus, kemudian berserah diri kepada Allah, maka yakin Allah akan memberi hasil terbaik.
Sebaliknya, jika kejelekan-kejelekan yang selalu ditampilkan, diumbar di media sosial, maka kita akan mewariskan kebencian kepada generasi penerus.
Tanpa ilmu dan pengetahuan, lanjut Cak Nun, orang hanya akan melihat hitam dan putih saja.
“Pilpres hanya ada Jokowi dan Prabowo.
Padahal urusan Pilpres tidak berhenti di Pilpres saja.
Pilpres hanya urusan yang sangat kecil.
Selalu tingkatkan cara berpikir di tengah hal-hal yang kita tidak paham,” katanya.
Karena itu, lanjut Cak Nun, jangan sampai terpisah iman dan takwa kepada Allah.
“Bereskan dulu urusanmu, keluargamu dengan Allah dan Kanjeng Nabi.
Proses selanjutnya akan diperjalankan oleh Allah.
Allah yang akan mengaturnya.
Jadi ada atau tidak ada pemilu kita tidak akan terpengaruh,” katanya.
Hadir pada sinau bareng yang digelar PR Sukun itu Bupati dan Wakil Bupati Kudus HM Tamzil dan Hartopo, Kapolres Kudus AKBP Saptono, Budayawan Anis Sholeh Baasyin dan Abdul Jalil. (afn)
• Ambulance Jenazah dari Semarang Kecelakaan di Magelang, 1 Penumpang Tewas
• Amien Rais Ancam People Power, Budiman Sudjatmiko: Kok Diobrak-abrik dengan Menghasut Kekerasan?
• Tiga Hari Ini, Seorang Ibu di Demak Tidur di Kuburan Anaknya yang Meninggal Korban Tabrak Lari
• Cerita Dosen yang Sering Beri Susu ke Vina, Dikira Tak Mampu, Kaget saat Tahu Ia Anak Mahfud MD
• 3 Jet Tempur Dituding Halangi Jet Pribadi Prabowo, Admin Akun TNI AU Beri Klarifikasi
• Kecewa Putusan Harta Gono-Gini, Pengusaha Cengkeh Tembaki Gedung Pengadilan Agama Sragen