Kenapa Truk Hindari Pantura Batang-Pekalongan dan Tol Pejagan-Pemalang? Jembatan Timbangkah?
Terbentang dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa telah tersambung tol. Dari Jakarta hingga Semarang, tol berada di daerah Pantura
Yakni 40 persen untuk kendaraan truk.
"Kondisi ini sangat timpang dengan okupansi truk yang melintas di tetangga kami, baik ruas tol Kanci-Palimanan atau Pemalang-Batang.
Mereka tidak mau melintas di ruas tol kami. Sedangkan, di dua ruas itu truk masih mau melintas," jelasnya.
Untuk menghindari ruas tol Pejagan-Pemalang, truk dari arah Jakarta via tol akan keluar di exit tol Kanci Cirebon kemudian mengambil jalan arteri pantura.
Kemudian, akan masuk tol lagi di pintu tol Pemalang.
Praktis mereka tidak melintas tol Pejagan-Pemalang.
"Memang ada fenomena unik, truk pilih lewat tol dan tidak mau lewat jalan dalam Kota Pekalongan dan Batang.
Hal itu karena lalu lintas jalan dalam Kota Pekalongan padat. Sedangkan di Batang ada jembatan timbang," ujarnya.
Pihaknya merasa tidak beruntung karena sebagian besar truk yang melintas di truk Trans Jawa tidak melintas di ruas tol yang ia kelola.
Ada beberapa faktor truk tidak mengambil ruas tol Pejagan-Pemalang.
Ian menyebutkan faktor pertama yakni ruas tol Pejagan-Pemalang yang panjang, sehingga terkesan mahal.
Padahal, tarif tol di ruas ini tidak berbeda dengan ruas Pemalang-Batang.
Tarif tol di ruas itu sesuai Peraturan Menteri PUPR, yakni tarif dasar Rp 1.000 perkilometer untuk kendaraan golongan I.
Sementara, untuk kendaraan berat golongan II tarifnya Rp 1.500.
Kendaraan golongan III seperti trailer dan sebagainya dikenakan biaya Rp 2.000 perkilometer.