Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Populasi Kambing Hitam di Dusun Padureksa Purbalingga Lebih Banyak Dibanding Jumlah Penduduknya

Populasi kambing di Dusun Padureksa Desa Kedarpan Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga lebih banyak dibanding penduduk setempat.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: suharno
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
Populasi kambing di Dusun Padureksa Desa Kedarpan Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga lebih banyak dibanding penduduk setempat. 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Jika anda bertamu ke Dusun Padureksa Desa Kedarpan Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga jangan heran dengan suara embikan kambing yang terdengar dari kandang rumah-rumah penduduk.

Wajar saja, hampir setiap kepala keluarga di dusun ini memelihara ternak kambing, khususnya kambing khas Kejobong.

Dari segi jumlah, manusia yang menghuni dusun ini bahkan lebih minoritas dibanding kambing piaraannya.

Iya, populasi kambing di dusun ini jauh melebihi manusianya.

Ketua Kelompok Tani Ternak Ngudi Dadi Dusun Paduraksa mengatakan, populasi kambing di dusunnya mencapai sekitar 2500 ekor.

Jumlah ini jauh melebihi populasi penduduk yang hanya sekitar 162 keluarga.

"Malah banyak kambingnya daripada orangnya," kata Sunaryono Ketua Kelompok Ngudi Dadi Desa Kedarpan Kejobong, Jumat (3/5/2019).

Kambing Kejobong Asli Purbalingga Bisa Beranak Kembar dan Tahan Penyakit

Beternak memang menjadi matapencaharian andalan warga di samping bertani.

Dari hasil budidaya kambing, mereka bisa memutar ekonomi untuk menafkahi keluarga.

Di antara kambing yang diternakkan, tentu saja kambing Kejobong paling dominan jumlahnya.

Kambing Kejobong merupakan kambing lokal yang telah dibudidayakan secara turun temurun oleh warga di wilayah Kecamatan Kejobong dan sekitarnya.

Belakangan, tahun 2017, kambing Kejobong ditetapkan sebagai rumpun kambing lokal Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian No.301/Kpts/SR.120/5/2017 tertanggal 4 Mei 2017.

Penetapan ini tentu saja menambah kepercayaan diri para peternak.

Kambing yang sudah turun temurun mereka lestarikan diakui keunggulannya.

Mereka pun semakin termotivasi untuk meningkatkan produktifitas kambing Kejobong sehingga berdampak pada kesejahteraan warga.

Di luar status itu, selama ini warga setempat sudah mengakui keunggulan kambing itu.

Karena kelebihannya itu, kambing itu acapkali dihargai lebih tinggi dibanding kambing sekelasnya yang lain.

Ciri paling menonjol dari kambing itu adalah warna bulu hitam legam.

Sunaryono mengatakan, keunggulan lain kambing Kejobong adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi.

Setiap dua tahun, kambing itu rata-rata beranak 3 kali.

Sekali beranak, kambing Kejobong rata-rata melahirkan anak kembar, 2 sampai 4 ekor.

Produktivitas yang tinggi itu tentu saja menguntungkan peternak.

Mereka lebih cepat mengembangkan usaha peternakannya dan mendapatkan keuntungan lebih saat dijual.

Pemasaran kambing tak seperti menjual hasil pertanian.

Peternak lebih fleksibel menukar ternaknya dengan rupiah.

Tentu saja, kambing yang dijual sudah cukup umur.

Pada usia empat bulan, kata Sunaryono, anakan kambing Kejobong bisa laku sekitar Rp 500 ribu.

Ketika kebutuhan mengejar, semisal saat awal ajaran baru sekolah, namun kebun belum siap panen, warga bisa menjual ternak mereka untuk mencukupi kebutuhan itu.

"Dua tahun dipastikan beranak tiga kali," katanya.

Miras dan Petasan Siap Edar Disita dari Rumah Warga di Bojongsari Purbalingga

Guru besar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (FPP Undip) Prof Dr Ir Edy Kurnianto MS MAgr mengatakan, populasi kambing Kejobong cenderung meningkat.

Saat ini, kata dia, populasi kambing Kejobong di Kabupaten Purbalingga mendekati angka 58 ribu ekor.

Ini belum termasuk populasi kambing Kejobong yang diternakkan masyarakat di kabupaten tetangga.

Edy berharap, penelitian dan pendampingan pihaknya terhadap peternak kambing Kejobong ditindaklanjuti pemerintah daerah dengan pemberian perhatian lebih kepada mereka.

Dengan demikian, usaha untuk mempertahankan sifat unggul dan meningkatkan produktifitas kambing Kejobong bisa tercapai.

Ia pun meminta masyarakat lokal untuk mempertahankan karakteristik kambing Kejobong, terutama yang bewarna hitam penuh karena menjadi kekhasan tersendiri.

"Yang hitam itu yang dipelihara," katanya. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved