8 Fakta Lengkap Warung Bu Anny Slawi, dari Harga 700 Ribu hingga pembeli Jaminkan STNK
Warung Seafood milik Bu Anny yang buka di Slawi, Kabupaten Tegal viral. saking mahalnya, pembe;li ada yang menjaminkan STNK
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Warung Seafood milik Bu Anny yang buka di Slawi, Kabupaten Tegal viral.
Hal tersebut lantaran adanya keluhan dari seorang pembeli yang kaget ketika harus membayar Rp 700 ribu untuk seafood pesanannya.
Lantas, pemebli itu mengeluhkan pengalamannya di media sosial.
Warung lesehan yang berlokasi di pinggir Jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, itu mendadak viral hingga dicibir warganet.
Warung itu bernama Lamongan Indah Lesehan Bu Anny.
1. penjual mengaku bahan bakunya berkualitas
Berjarak sekitar 100 meter ke arah timur dari Perempatan PLN, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Slawi.
Warung yang bersebelahan dengan Kantor Kecamatan Slawi itu kini sangat sepi akibat viralnya postingan di Facebook.
Warung yang menjual aneka masakan ala Lamongan dan seafood itu dihujat warganet karena harga tak wajar hingga mencapai Rp 700 ribu untuk satu keluarga.
Saking sepinya, warung yang mulai dibuka sehabis magrib itu baru melayani satu pembeli hingga pukul 20.22, Rabu (22/5/2019).
Tribunjateng.com pun menelusuri lebih jauh dan menemui langsung sang pemilik warung bernama Anny (42), warga asal Malang, Jawa Timur.
Dia mengaku hanya bisa berpasrah diri menerima berbagai hujatan karena dianggap 'menembak harga' di momen-momen tertentu, seperti musim mudik Lebaran saat ini.
"Ya, saya mah pasrah.
Saya sudah 10 tahun jualan di sini.
Pada 2-3 tahun lalu sempat viral kayak gini juga, tapi saya tetap menjaga harga tersebut karena ada rupa ada harga," cetus Anny didampingi sang suami Sopikhin kepada Tribunjateng.com.
Dia membenarkan bahwa masakan dan dagangan yang dijualnya tidak murah, terlebih masakan seafood.
Sebab, Anny mengklaim bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super.
"Ada rupa, ada harga.
Kami dapat kepiting dari pasar saja harganya bisa Rp 175 ribu hingga Rp 225 ribu per kilogram.
Kami pakai jenis kepiting telur dan udang windu yang terkenal besar-besar.
Semua fresh, barang-barang dari laut," ucap Anny menggerutu.
Kemudian Anny juga biasa membeli jenis udang windu besar di pasaran seharga Rp 150 ribu per kilogram.
Dia memperoleh barang-barang itu di Pasar Cinde, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
"Kalau dari pasarnya saja mahal, ya jelas kami juga akan jual mahal.
Ini aneh saja, saya sudah bertahun-tahun jual di sini.
Tapi malah baru viral bahkan dihujat baru-baru ini," Anny menyayangkan.
Disinggung postingan viral yang diunggah pada Selasa (28/5/2019), dia sangat menyayangkan sikap pembeli.
Dia bercerita, pembeli tersebut membeli beraneka ragam seafood seperti udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.
Kala itu, suami Anny menghidangkan masakan udang windu, kepiting telur, dan cumi yang dilihatnya besar-besar untuk porsi dua orang.
Usai menyantap dan hendak beranjak, Anny menghitung total harga yang harus dibayar pembeli yakni sebesar Rp 700 ribu.
"Kepiting yang kami hidangkan itu beratnya sampai 2 kilogram sehingga harganya menyesuaikan bobot barang.
Namun, pembeli tak punya uang sebanyak itu.
Akhirnya kami potong untuk membayar Rp 300 ribu saja," cerita Anny.
Singkat cerita, pengalaman pembeli tersebut lalu diposting ke Facebook hingga akhirnya viral di sosial media.
"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih.
Semisal pembeli itu membayar total Rp 700 ribu, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media.
Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Anny kian kesal.
Dari viralnya warung ini, dia mengaku sempat didatangi dan dimintai keterangan oleh dinas terkait.
Kata Anny, dinas terkait datang atas instruksi Bupati Tegal yang ingin lebih lanjut mengetahui ihwal viralnya kejadian ini.
"Satpol PP tadi siang datang.
Namun, kami tetap tegaskan 'ada rupa, ada harga'.
Dari dahulu, kami memang menjual dengan harga segini.
Kami tidak main tembak harga seperti yang disangkakan orang lain," tegasnya.
2. Mahal Sejak 2009
Warung Lamongan Indah Lasehan Bu Anny di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menjadi soroton publik lewat harganya yang tak lazim.
Beragam komentar negatif hingga cibiran pun keluar dari warganet atau netizen di berbagai platform sosial media.
Dampaknya, warung lesehan yang berlokasi di pinggir Jalan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal menjadi sepi.
Rabu (29/5/2019) malam kemarin saja, warung yang buka mulai pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB itu hanya didatangi sedikit pembeli, bahkan bisa dihitung jari.
Kepada Tribunjateng.com, Anny (42), pemilik warung tersebut cuek dan pasrah saja ihwal viralnya harga tak lazim yang dipasangnya sendiri.
Selama hampir 10 tahun menjual aneka masakan lamongan di pinggir Kantor Kecamatan Slawi itu, Anny mengaku tidak pernah memasang harga murah pada masakan jualannya.
Sebab, dia mengklaim bahan-bahan seafood seperti kepiting, cumi, ikan kakap, dan udang yang dibelinya tidak sembarangan, alias berkualitas super.
"Dari 2009 sampai sekarang, saya tetap menjual masakan dengan harga yang tak murah. Tapi anehnya, kenapa baru sekarang gegernya," ujar Anny heran kepada Tribunjateng.com, Rabu (29/5/2019).
Sebelumnya, perempuan asal Malang, Jawa Timur ini mengaku sempat mengalami hal serupa sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.
Masalahnya, kata Anny, sama seperti yang dialaminya saat ini, yakni soal harga yang dinilai tak wajar oleh masyarakat.
"Beberapa tahun juga pernah viral seperti ini. Tapi, pembeli ada-ada saja sampai sekarang. Dari dagangan ini, saya bisa mengkuliahkan anak saya. Yang jelas, saya ga pernah nembak harga karena dari dulu memang saya jual tidak murah. Ada rupa, ada harga. Kalau yang ngerti seafood, harusnya paham," Anny bercerita.
Mendampingi istrinya berjualan, sang suami, Sopikhin (48) pun turut iku ambil bicara terkait kejadian yang tengah menimpa dagangannya saat ini.
Saat ditanyai rincian munculnya harga Rp 700 ribu yang viral di jagad sosial media, Sopikhin agak malu-malu menjawabnya.
Kala itu, dia mengingat bahwa pembeli tersebut memesan udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.
Dia hanya menjawab bahwa harga masing-masing pesanan bisa berubah, tergantung bobot barang yang didapatnya dari Pasar.
Seingat Sopikhin, udang yang dijualnya pada saat sebelum viral itu berkisar Rp 150 ribu per porsi. Udang yang dijualnya adalah udang jenis windu, sama seperti pada gambar spanduk yang dipasang di warungnya.
Kemudian, tambah Sopikhin, harga kepiting yang dihidangkan kepada pembeli seharga Rp 175 ribu per kilogram.
Karena besar dan bobotnya berat, harga kepiting telur itu pun dinaikan oleh Sopikhin.
Sedangkan untuk harga cumi, dia mengaku tidak begitu mengingatnya.
"Kalau tidak salah, cumi yang kita hidangkan kemarin seberat 3 KG loh untuk dua orang. Lalu, kepiting yang saya hidangkan kemarin beratnya hampir 2 Kg. Kami kalau menghidangkan masakan tidak akan tanggung untuk pembeli," tukas Sopikhin.
Sang suami mengaku selisih harga dari yang dibelinya di pasar hingga dihidangkan ke pembeli pun tidaklah besar.
Menurut Sopikhin, pihaknya hanya mencari untung sekira Rp 20-30 Ribu dari harga barang-barang semestinya di pasar.
"Kalau soal barang, kami pasti akan jaga kualitasnya. Ini semuanya masih fresh dan segar dari laut. Saya sama istri memang enggak main-main. Kami sudah lama jualan seperti ini," tegasnya, tapi tak menggerutu.
Disinggung soal sepinya pembeli pada Rabu (29/5/2019) malam kemarin, dia merasa santai dan tak ambil pusing.
Sebab, bagi dirinya, sepi dan ramai pembeli sudah biasa dialaminya selama berjualan usaha masakan lamongan seafood itu.
"Saya aneh saja kenapa baru ramai dan viral sekarang. Buktinya, langganan-langganan saya masih datang ke sini beberapa waktu lalu dengan harga yang masih sama. Kalau sekarang sepi, saya sudah biasa. Rezeki sudah ada yang ngatur," akunya.
3. Satpol PP bantah tutup warung bu Anny
Satpol PP Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bantah menutup Warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny di Slawi yang tengah viral diperbicangkan netizen di seluruh Indonesia.
Beredar kabar di media sosial bahwa Warung Bu Anny yang bikin heboh karena harga tak lazim itu ditutup alias ditertibkan pada Kamis (30/5/2019) kemarin.
Dua fakta itu benar terjadi tapi tidak saling berkaitan seperti dikemukakan Kasi Penyelidikan Dan Penyidikan Satpol PP Kabupaten Tegal, Tavip Mulyartomi, kepada Tribunjateng.com, Jumat (31/5/2019) pagi.
Tavip menyampaikan bantahan itu saat sejumlah pemangku kepentingan mengikut rapat perihal penerbitan edaran wajib pencantuman harga bagi para PKL di ruangan Kepala Dinas Dagkop UKM Kabupaten Tegal.
Peserta rapat meliputi pejabat Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dagkop UKM), Satpol PP, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Menurut Tomi, sapaannya, kedatangan personelnya ke warung di samping Kantor Kecamatan Slawi pada Rabu siang itu hanya untuk mengecek saja kebenaran keluhan pembeli yang viral.
Mereka bertemu dengan pemilik warung dan berdialog.
"Tidak ada penutupan dari Satpol PP atau Pemkab Tegal.
Warung itu tutup karena memang libur saja.
Kami ke sana hanya melakukan investigasi dan memastikan kebenaran soal harga yang melejit di warung itu.
Ternyata benar, warung di sana memang mahal harganya.
Keluhan Rp 700 ribu memang benar adanya," kata Tom kepada Tribunjateng.com.
4. kebijakan pemkot
Terus bagaimana? Apa kebijakan pemerintah menyikapi fenomena ini setelah kebenaran informasi itu disampaikan?
Menurutnya, pemerintah tidak bisa langsung semena-mena menutup usaha warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny yang sudah berdiri sejak 2009 itu.
Penertiban hingga menutup sebuah warung atau tempat usaha memakan proses waktu yang panjang sehingga tidak mudah dan semena-mena.
Namun, Pemkab Tegal melalui instansi terkait menerbitkan surat edaran wajib mencantumkan daftar harga bagi pedagang kaki lima.
Surat edaran ini merupakan salah satu hasil rapat yang diikuti para pemangku kepentingan pada Jumat ini.
Tomi menjelaskan, kabar viral soal harga yang mahal di Warung Ibu Anny ini bukan cuma sekali.
"Ini kejadian persis pada tahun 2017 lalu.
Sama persis, pasti selalu mendadak viral di sosmed saat menjelang hari raya Lebaran.
Tahun lalu saja sama seperti sekarang.
Polanya selalu seperti itu," tandasnya.
Dia menambahkan, warung ini memang sudah berjualan lama tapi tidak rutin setiap hari.
Kadang jualan kadang tidak sebagaimana yang dilihat warga pada Kamis malam.
Tomi menduga karena ketakutan sudah viral lagi, pemilik warung memilih tutup saja.
5 Pemkab keluarkan surat edaran
Pemkab melalui Dinas Perdagangan Koperasi, dan UKM (Disdagkop UKM) Kabupaten Tegal mengeluarkan Surat Edaran per Jumat (31/5/2019) ini bersama beberapa pemangku kepentingan terkait meliputi Satpol PP, Bappeda, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Surat Edaran bernomor 510/22/2000/2019 itu ditujukan bagi seluruh pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Tegal agar mereka mau mencantumkan daftar harga pada menu.
Surat edaran itu keluar seiring viralnya Warung Lesehan Bu Anny akibat harganya yang dapat mencekik pembeli.
6. Pembeli sempat jaminkan STNK dan helm
Ternyata beberapa di antara mereka sampai menjaminkan surat-surat penting karena tak mampu membayar harga kuliner di Warung Bu Anny.
Informasi itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dagkop UKM) Kabupaten Tegal, Suspriyanti, kepada Tribunjateng.com, Jumat (31/5/2019).
Dia menyampaikannya seusai embuat Surat Edaran PKL dengan sejumlah pemangku kepentingan di ruang kerja.
Suspri, sapaannya, mendapat info itu dari tukang parkir di depan Warung Bu Anny.
Sejumlah pembeli sampai menjaminkan STNK, KTP, SIM, hingga helm karena tak sanggup membayar makanan
7. Video warung Bu Anny
8. Efek jera
Suspri menegaskan, apabila surat edaran tidak dipatuhi, warung tersebut terancam akan ditutup dan tidak boleh berjualan lagi.
Menurut dia, dilakukannya penutupan warung harus ada surat pernyataan terlebih dahulu dari masing-masing pedagang setelah menerima surat edaran itu.
"Bisa jadi ditutup kalau masih membandel.
Apabila setelah diberikannya surat edaran itu masih ada yang nakal?
Konsekuensinya penutupan sesuai surat pernyataan yang ada.
Surat edaran itu sudah kami kirimkan ke semua para PKL di sini," papar Suspri. (*)
• Warung Bu Anny Slawi Ditutup Sementara, Ini Alasan Pemkab Tegal yang Temui Pemiliknya di Kontrakan
• Tangisan SBY Pecah hingga Tak sanggup Berdiri saat Ustad Bacakan Doa untuk Ani Yudhoyono
• Kuasa Hukum Kivlan Zen Tampak Jengkel saat Berdebat, Mahfud MD: Jangan Protes ke Saya
• Lucinta Luna Bagikan Momen Lamaran dengan Pacar Baru, Netizen: Muhrim Berarti Kan?