Kepala SMPN 5 Temanggung Sebut Sekolahnya Hampir Selalu Kekurangan Peserta Didik
Sebagian sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Temanggung kekurangan siswa.
Penulis: yayan isro roziki | Editor: galih pujo asmoro
Ia pun pasrah, nanti apa yang menjadi keputusan dinas. "Apakah akan ada mutasi guru atau seperti apa," imbuhnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Temanggung, Ujiono, mengaku sistem zonasi berdampak bagi beberapa sekolah.
Di antaranya SMPN 4 dan SMPN 5, yang kekurangan calon peserta didik baru.
Dituturkan, dalam sistem zonasi, 90 persen kuota ditentukan oleh jarak dari rumah ke sekolah.
Selanjutnya, lima persen sisanya untuk jalur prestasi, dan lima persen lainnya untuk anak yang mengikuti orangtua pindah tugas.
Dituturkan, dampak lain dari kekurangan murid adalah pada guru terutama yang sudah ikut sertifikasi akan kekurangan jam mengajar.
Oleh karenanya Dinas Pendidikan akan mengarahkan ke sekolah lain yang masih ada jamnya untuk mengajar.
"Guru yang kekurangan jam mengajar nanti solusinya bisa dialhikan mengajar ke sekolah lain. Ke depan sistem zonasi ini memang perlu dievaluasi, kalau menurut saya yang perlu diperbaiki adalah skor-skornya perlu diatur ulang," urai Ujiono.
Di sisi lain, Sekretaris Dewan Pendidikan Temanggung Zaenal Faizin, pun mengakui kelemahan sistem zonasi.
Kelemahan itu antara lain, teknis penentuan jarak ukurannya berdasarkan sistem administrasi, bukan rigit berdasarkan jarak real.
"Pihak sekolah belum tentu bisa mengukur persis si A atau si B itu rumahnya lebih jauh mana, sebab ukurannya desa bukan garis lurus rumah dengan sekolah," pungkasnya. (Yayan Isro' Roziki)