Cerita Gus Miftah Mengenai Rencana Deddy Corbuzier Masuk Islam Jadi Mualaf
Berikut hasil wawancara eksklusif Tribun Jateng dengan Gus Miftah mengenai sejumlah topik, termasuk rencana Deddy Corbuzier masuk Islam jadi mualaf
Penulis: faisal affan | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Berikut hasil wawancara eksklusif Tribun Jateng dengan Gus Miftah, ulama muda NU, mengenai sejumlah topik termasuk rencana Deddy Corbuzier masuk Islam jadi mualaf.
Wawancara dilakukan setelah Gus Miftah mengisi Jateng Bersholawat Bersama Habib Syech di Simpanglima, Semarang.
Pada keesokan hari, Senin (19/6/2019), pendakwah yang ramah ini berkenan menerima kunjungan Wartawan Faisal Affan dan Hermawan Handaka sebelum melanjutkan kunjungan ke Tegal.
Nama Gus Miftah diketahui makin ngetren di pelbagai kalangan, baik di pedesaan, perkotaan bahkan di luar negeri.
Gus Miftah bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman adalah kiai muda dan pemimpin pondok pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
• Remaja di Semarang Bacok Serampangan Pakai Celurit Panjang 100 Cm, Satu Korban Meninggal
• Jadwal Mobile Legends: Bang Bang SEA Cup 2019, Ada 2 Tim Indonesia: Louvre dan Onic Esports
• Kronologi Video Viral Pria Mengamuk di Indomaret Sekaran Semarang, Berawal Salah Paham VC Vidcall
• Kompol Zulfikar Ungkap Kronologi Kematian Hendro: Dibunuh Ucok yang Tolak Berhubungan Intim
Ulama muda NU itu dikenal sebagai pendakwah di dunia malam mulai kelas bawah hingga atas, akrab dengan kaum marginal dan sering tampil serta membaur bersama orang orang di kafe.
Semua dalam rangka dakwah. Dia pun kini kondang di kalangan pesantren maupun di luar ponpes.
Gus Miftah asli Ponorogo, lahir di Lampung kemudian kuliah di Yogyakarta. Namanya mulai viral saat video di Youtube muncul saat Gus Miftah memberikan pengajian di klub malam Bosche di Bali.
Kini video-video pengajian yang diunggah di Youtube ditonton oleh ratusan ribu bahkan jutaan viewer dalam hitungan minggu.
Gus Miftah kelahiran Lampung 5 Agustus 1981 ini sering mengenakan blangkon, rambut gondrong, dan kadang berkacamata hitam.
Menggunakan Bahasa Jawa campur Indonesia, melawak untuk selingan ceramahnya. Kadang shalawatan dan puji-pujian berbahasa Jawa penuh makna.
Biasa berdakwah di kelap malam, tempat lokalisasi dan salon plus-plus. Dulu yang sering mendapat pertentangan kini justru berebut dan antre untuk bisa mendatangkan Gus Miftah.
Dia pun terbuka dan menerima pekerja hiburan untuk ngaji bahkan mondok di pesantren Ora Aji di Sleman Yogyakarta.
Berikut wawancara eksklusif dengan Gus Miftah:
Mengapa Gus Miftah suka berdakwah di dunia malam ketimbang di masjid?