Asal Usul Dusun Bodo di Kabupaten Karanganyar, Perahu yang Mogok Didoakan 'Orang Pintar'
Dusun Bodo merupakan dusun yang terletak di Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: suharno
Zaman dulu warga sekitar biasanya menggunakan perahu kayuh sebagai moda transportasi untuk menyeberang menuju seberang desa.
Itu dikarenakan antara Desa Kragan Kecamatan Godangrejo dan Desa Kebak Kebakkramat terpisah aliran Sungai Bengawan Solo.
Zaman dulu tidak ada akses penghubung berupa jembatan. Warga menggunakan perahu untuk beraktivitas, baik itu bekerja maupun bersekolah di seberang desa.
"Kampung Bodo niku ngendikane mbah-mbah (Dusun Bodo itu ceritanya dari mbah-mbah). warga niki dodolan bahan saking kampung menyang kota ngangge perahu (Warga sini menjual hasil pertanian ke kota menaiki perahu). Ya lombok, beras, pohong, telo lan sak piturut e ( Ya cabai, beras, ketela, singkong dan lainya). Wangsul saking kota mbeto butuh e nopo (Kembalinya dari kota membeli kebutuhan sehari-hari apa). Ya teh, gula, uyah (Ya teh, gula, garam). Perahu mangkat niku mogok ten tengah dalan (Perjalanan pulang, perahu mogok di tengah perjalanan). Maju mboten saged, mundur mboten saged (Maju tidak bisa, mundur tidak bisa)," terangnya.
Joyo menuturkan, saat itu sisi kanan dan kiri aliran sungai Bengawan Solo masih hutan dan banyak pepohonan.
Ada sebuah tempat untuk bersemedi bagi orang pintar atau Kiai di bantaran sungai.
"Kagungan perahu niki moro ten Kiai niku (Pemilik perahu mendatangi Kiai). Nyuwun tulung mbah (Minta tolong mbah). Mongso bodo-bodo o (Red-pasrah), perahu kula supados jalan sae (Perahu saya bisa berjalan lagi)," ungkapnya.
Kiai itu berpesan, seiring zaman, dusun ini dinamakan Dusun Bodo.
"Balik nang perahu, bar munggah, perahune iso mlaku (Ketika kembali naik ke perahu, bisa dikayuh lagi atau dijalankan)," tutur Mbah Joyo. (Tribun Jateng/Agus Iswadi)