Leony Driver Ojol Wisudawan Peraih Cumlaude Undip: Gengsi Tidak Menghasilkan Nasi
Ada pemandangan yang kontras di upacara wisuda Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, Semarang, Rabu (7/8/2019) pagi.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ada pemandangan yang kontras di upacara wisuda Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, Semarang, Rabu (7/8/2019) pagi.
Nyaris semua wisudawan dan wisudawati memakai pakaian formal, atau pun kebaya.
Namun, ada satu wisudawati memakai pakaian lain daripada yang lain.
Ia memakai jaket ojek daring dari perusahaan Gojek.
Mahasiswi itu bernama Leony Sondang Suryani.
Leony atau Lele, nama panggilannya, diketahui merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Undip.
Selain menjadi mahasiswi FH Undip, Leony juga memiliki profesi sebagai tukang ojek daring.
Ia pun, dalam wisuda di Undip tersebut berhasil mendapatkan predikat Cumlaude.
"Perasaan saya bangga bisa diwisuda hari ini.
Artinya saya berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu," paparnya saat ditemui Tribun Jateng, Kamis (8/8/2019) siang.
• Satpol PP Kota Semarang Akan Amankan SK dan GBL 45 hari Pasca Penutupan
• Ini Pengakuan Wanita Cantik yang Fotonya Dipakai TKI Taiwan untuk Menipu Calon Suaminya
Leony Sondang Suryani, mengaku menjadi driver ojek online atau daring sejak kuliah semester lima di FH Undip, atau Oktober 2017.
Tambahan penghasilannya dari bekerja sebagai ojek daring, digunakan dara asli Bogor itu untuk membayar kuliah, juga untuk kebutuhan sehari-hari.
Leony mengaku bersyukur tetap bisa menyelesaikan perkuliahannya tepat waktu, di samping harus membagi waktunya dengan bekerja sebagai ojek daring, dan juga lomba debat yang diikuti sejak awal kuliah.
Awalnya, ia mengaku mengambil kesempatan bekerja sebagai ojek daring karena gabut di tengah semester, dan juga tidak ingin menyusahkan orangtua.
"Gabut, dan kebetulan Gojek sedang membuka lowongan.
Ya saya langsung mendaftar," ujarnya.
Untuk pendaftaran, terlebih saat pengurusan SKCK, ia pun dibantu ibunya di Bogor.
Untuk pembagian waktu kuliah dan bekerja, menurutnya jika ia masuk kuliah pagi, maka ia mulai narik sore.
Sementara jika kuliah siang, maka ia menyempatkan pagi untuk narik.
"Gak muluk-muluk kok, pokoknya sehari dapat bersih Rp50 ribu saja," imbuh Leony.
Leony mengaku beruntung bisa menjadi tukang ojek daring.
Suka dan duka pun dialami Leony sebagai ojek daring.
Profesi tersebut menuntutnya selalu berada di jalanan.
Tak jarang ia memanasi motornya setiap pagi, panas-panasan serta kehujanan di siang hari.
"Tangan saya sampai belang-belang.
Sering juga ngengkol (menghidupkan motor menggunakan starter engkol) di pagi hari," ujar dia.
Meski berat, ia mengaku tak menyerah.
Ia mengaku setiap hari berdoa kepada Tuhan agar diberi keselamatan saat bekerja.
"Saya berdoa agar memiliki semangat dan kaki yang kuat untuk berjalan di jalan apapun yang Tuhan beri," ungkap dia.
Ia menceritakan, yang paling tak dapat dilupakannya adalah saat pengerjaan data di skripsinya dibantu teman-teman sesama ojek daring.
"Skripsi saya tentang perkawinan dini.
Tapi saya tak punya rekan di Semarang yang kawin dini."
"Dari obrolan dengan teman-teman ojol, mereka memberikan info tetangga mereka yang nikah dini," jelasnya.
Adapun setelah ini, sulung dari dua bersaudara putri Stefanus Sondang dan Suryani Anneke, mengaku akan mencari kerja dan juga mencari beasiswa S2.
Tapi ia mengaku tetap menjadikan ojek daring sebagai sambilan.
"Orangtua awalnya takut, tapi akhirnya bisa menerima saya jadi tukang ojek."
"Saya orangnya nggak gengsian. Gengsi tidak menghasilkan nasi," terangnya.
Menjadi seorang tukang ojek daring, ia mengaku tak berkecil hati.
Malah ia mengaku membantu negara mengatasi permasalahan pengangguran.
"Saya bekerja artinya tidak menjadi tanggungan negara," paparnya.
Adapun, Undip pada kesempatan kali ini mewisuda 2.679 mahasiswanya.
Upacara wisuda digelar beberapa hari, sejak 6 Agustus 2019.
Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya, atau 51% wisudawan meraih cumlaude.
Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama memaparkan agar para wisudawan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diajarkan kepada masyarakat.
"Menerapkan berbagai sila di Pancasila dalam bekerja atau berwirausaha," paparnya. (Ahm)
• Unik, Widjiyanti Sulap Lumpur Jadi Pewarna Batik
• Berdalih Tak Dilayani Istri, Guru Ngaji di Kebumen Ini Malah Nodai Anak Umur 5 Tahun