Ingat Bos Narkoba yang Gagal Kabur Setelah Menyamar Jadi Putrinya, Ditemukan Tewas di Dalam Sel
Ingat! Bos narkoba asal Brasil yang gagal meloloskan diri setelah penyamarannya sebagai gadis ABG gagal.
TRIBUNJATENG.COM - Ingat! Bos narkoba asal Brasil yang gagal meloloskan diri setelah penyamarannya sebagai gadis ABG gagal. Kabar terbaru dirinya ditemukan tewas di dalam selnya.
Bos geng sekaligus bandar narkoba Clauvino da Silva (42) ketahuan penjaga saat ia mencoba kabur dari penjara Rio de Janeiro Sabtu (3/8/2019) dengan cara menyamar sebagai anak perempuannya.
Saat da Silva ditemukan tewas di dalam selnya, penjaga penjara percaya da Silva menggantung dirinya sendiri.
Clauvino da Silva dijatuhi hukuman 73 tahun penjara atas kasus peredaran narkoba, Metro UK memberitakan.
Untuk mencoba melarikan diri dari penjara, Silva mengenakan topeng silikon, wig, kaus pink.
Ia berniat menyamar sebagai anak perempuannya yang mengunjunginya hari itu.
Video yang menunjukkan petugas penjara melucuti satu per satu penyamarannya viral di media sosial.
Pihak berwenang berkata rencana Silva yaitu meninggalkan putrinya yang berusia 19 tahun sementara diirinya sendiri keluar dari penjara lewat pintu masuk seperti tamu yang selesai melakukan kunjungan.
Akan tetapi, kegugupan Silva dan caranya berjalan tidak menunjukkan dirinya perempuan.
Karena itu petugas curiga dan memergokinya.
Setelah percobaan kaburnya gagal, da Silva dipindah ke penjara dengan keamanan maksimum dan dikenai hukuman disiplin.
Clauvino da Silva merupakan pemimpin dari Red Command, salah satu kelompok kriminal paling berbahaya di Brasil.
Anak perempunnya dan tujuh pengunjung lain menjadi bagian dalam rencana pelarian diri Clauvino da Silva.
Clauvino da Silva merupakan tahanan paling terbaru yang meninggal di penjara-penjara Brasil.
Kasus serupa menjadi "PR" besar bagi Presiden Jair Bolsonaro yang dikenal keras terhadap kasus kriminal.
Dilansir Standard UK, akhir Juli lalu, setidaknya 57 orang tewas dalam kerusuhan penjara di negara bagian Para.

Lebih dari 50 narapidana meninggal dalam kondisi yang sama di bulan Mei saat kerusuhan penjara di negara bagian Amazonas.
Populasi Brasil yang dipenjara telah meningkat delapan kali lipat dalam tiga dekade menjadi sekitar 750.000 narapidana.
"Geng penjara" awalnya dibentuk untuk melindungi narapidana serta membela dan mendukung narapidana dalam hal yang baik.
Namun kini, kelompok tersebut menggunakan kekuatan besar mereka untuk mencoba membobol dan berbuat rusuh.
Geng-geng itu terkait dengan pencurian bank, perdagangan obat-obatan terlarang dan senjata.
Anggota yang dipenjara menjalankan tugas mereka melalui telepon seluler selundupan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)