Kisah Petani di Kawasan Gunung Api Dieng, Tak Takut Meski Status Waspada
Meningkatnya aktivitas gunung Slamet dari normal ke level waspada menyita perhatian.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
Kerja kerasnya selama berbulan-bulan menuai hasil.
Hutan penuh semak belukar ia sulap jadi ladang yang siap diolah.
Impian seorang buruh tani untuk memiliki lahan akhirnya terijabah.
Meski untuk mendapatkan lahan itu, ia harus susah payah.
Perjuangan untuk mendapatkan lahan itu boleh saja selesai.
Tetapi sadar atau tidak, ia baru mengawali sebuah pekerjaan berisiko besar, karena berani mengolah tanah "terlarang".
Ancaman erupsi kawah Sileri mengintai setiap waktu.
Bukan hanya tanamannya yang bisa luluh lantak, namun jiwanya pun terancam jika kawah memuntahkan materialnya.
Jumanto tentu tidak menganggap remeh ancaman itu.
Sejarah telah membuktikannya.
Peristiwa kelam itu masih lekat di ingatannya.
Kawah Sileri beberapa kali meletus hingga memakan banyak korban jiwa.
Terparah, pada tahun 1944, kawah Sileri meletus hingga melenyapkan sebuah kampung di dekatnya, dusun Jawera.
Penduduk dihujani bebatuan dan material panas hingga banyak yang meninggal.
Dusun itu pun kini tinggal nama yang masih terpatri pada benak generasi seterusnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kawah-aqy-dieng.jpg)