Kisah Petani di Kawasan Gunung Api Dieng, Tak Takut Meski Status Waspada
Meningkatnya aktivitas gunung Slamet dari normal ke level waspada menyita perhatian.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
Meski tak main-main ancamannya, Jumanto dan puluhan petani lain di sekitar kawah Sileri tak luntur tekadnya.
Apalagi jika bukan alasan perut yang mendasarinya.
"Sekarang lubangnya (kawah) tambah lebar,"katanya
Di luar ancaman bencana yang terus mengintai, tanah sekitar kawah tak sesubur yang dibayangkan rupanya.
Jumanto mengatakan, tanah sekitar kawah hanya bagus ditanami saat musim kemarau.
Entah kenapa, saat musim penghujan, lahan sekitar kawah tak bagus ditanami.
Tanaman mudah penyakitan hingga pertumbuhannya tak normal.
Karenanya, pada kemarau ini, ia dan petani lain ramai-ramai mengolah lahan.
Kemarau melahirkan harapan bagi petani kawah Sileri untuk meraup keuntungan dari hasil panen.
Harapan sama, erupsi besar tidak akan pernah terjadi.
"Menanamnya pas kemarau, Juni, Juli, Agustus.
Kalau menanam pas penghujan, cuma menghabiskan modal," katanya (Aqy)
• Kawasan Langganan Rob di Kota Pekalongan Ini Akan Disulap Jadi Generator Perekonomian Kecil
• Berbekal Limbah Tahu, Siswa SMAN 3 Semarang Juara di Kompetisi Kewirausahaan Tingkat Nasional
• Terekam Video, Satu di Antara 5 Pelaku Ternyata Ikut Saksikan Penemuan Jasad Tulang di Tegal
• Ombudsman Jateng Siap Investigasi Lambannya Pengungkapan Kasus Tabrak Lari Overpass Manahan Solo
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kawah-aqy-dieng.jpg)