Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Anak-anak SD di Purbalingga Hidupkan Kembali Wayang dari Ranting Daun Singkong

Dunia kanak-kanak tak lepas dari aktivitas bermain dan hiburan. Dari situ, tercipta aneka permainan untuk memenuhi kebutuhan anak.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
IST
Anak anak SD di Purbalingga belajar membuat wayang dari ranting daun singkong 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Dunia kanak-kanak tak lepas dari aktivitas bermain dan hiburan.

Dari situ, tercipta aneka permainan untuk memenuhi kebutuhan anak.

Permainan anak pun mengalami pergeseran bentuk dan model seiring perkembangan zaman.

Belum tuntas soal permainan berbahan sintetis yang menggusur permainan tradisional berbahan alam.

Kini permainan anak kembali bertransformasi dengan bentuknya yang baru. 

Dalam benda kecil berbentuk persegi yang disebut gawai, segala bentuk permainan anak mudah ditemukan.

Sang anak tak perlu repot membeli mainan atau membuatnya.

Pun tak perlu banyak gerak untuk memainkannya.

Cukup pasang mata dan memainkan jempol di muka layar, anak bisa menikmati permainan berbasis digital sepuasnya.

Tetapi cara bermain itu bukan tanpa risiko.

Anak menjadi terasing dengan lingkungannya, dan dampak buruk psikologis lainnya.

Belum dampak dari sisi kesehatan fisik yang tak kalah mengkhawatirkan.

Pengelola museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja Purbalingga mencoba mengenalkan kembali permainan tradisional yang sudah jauh ditinggalkan mereka.

Sebanyak 20 siswa SD di wilayah Purbalingga belajar membuat wayang mainan dari ranting daun singkong.

Siapa sangka, wayang yang biasanya dibuat menggunakan bahan baku kulit atau kayu ini, ternyata dapat juga dimodifikasi menggunakan ranting daun singkong.

Ranting daun singkong yang digunakan tentu tidak sembarang ranting.

Ranting haruslah yang sudah tua dan berwarna merah.

Alasannya, ranting daun singkong yang sudah tua teksturnya lentur dan mudah untuk dibentuk.

“Yang dipilih memang harus ranting yang tua dan berwarna merah karena kalau yang masih muda akan mudah patah,” kata Anita, Registrar Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja, Rabu (15/8).

Fitur Canggih yang Jarang Orang Tahu, NFC di Smartphone Samsung Bisa Untuk Top Up E Money

Dikasih Kepercayaan, Guntur Malah Curi Uang Rp 12 Juta Lebih di ATM Milik Venia

Anita menjelaskan, kegiatan ini adalah upaya untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak.

Pasalnya, ia melihat, di era digital saat ini, anak-anak lebih sering bermain gawai daripada permainan tradisional.

Wayang dari ranting daun singkong ini mungkin masih asing atau baru dikenal anak-anak peserta pelatihan.

Padahal, permainan itu sebenarnya sudah akrab dimainkan anak-anak zaman dahulu.

Anak-anak SD ini mulanya sempat akan diajarkan membuat wayang suket.

Karena terkendala pasokan bahan baku, bahan baku diganti ranting daun singkong.

Membuat wayang dari ranting daun singkong menurut dia lebih mudah, terutama bagi pemula.

“Anak-anak bisa membuatnya karena pakai teknik anyaman pemula dan mereka membuat wayang mainan yang sederhana,” terang Anita.

Semua bahan untuk membuat wayang dari ranting daun singkong disediakan oleh pihak Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.

Adapun instruktur pembuat wayang adalah Kusno, seniman wayang dari Umah Wayang Selakambang.

Tak hanya diajarkan cara membuat wayang yang sederhana, peserta juga diajarkan untuk mendalang atau berkomunikasi dengan wayang yang dibuatnya sendiri.

Wayang dari ranting daun singkong ini punya kelemahan karena tidak dapat bertahan lama.

Terpenting, dengan menyenangi permainan itu, anak-anak dapat berkreasi saat menemukan ranting-ranting yang lentur untuk dijadikan wayang.

Mereka juga bisa mengambil nilai-nilai positif wayang yang baik bagi pembentukan karakternya.

“Sebenarnya untuk membuat wayang mainan ini juga bisa menggunakan jerami.

Kalau mau bahan lain yang sejenis pakai bambu yang sudah disayat tipis cuma sedikit ribet,”katanya. (Aqy)

Siswa SLB B Prawestri Karanganyar Berlomba Game Kerja Sama Peringati HUT Kemerdekaan RI ke-74

Mifip Produk Terbaru Manulife Diyakini Mampu Memutus Rantai Generasi Sandwich

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved