Gunungan Hasil Laut Jadi Rebutan Warga Desa Bungo Demak, Ada yang Dapat Kerang Hingga Lele
Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak setiap tahunnya melaksanakan kirab budaya dan membuat gunungan dari hasil laut.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak setiap tahunnya melaksanakan kirab budaya.
Kirab budaya yang diikuti oleh pelajar, perwakilan setiap RT dan RW tersebut, menampilkan berbagai kesenian dan arak-arakan gunungan.
"Kirab budaya sudah berjalan sejak lima tahun yang lalu. Dalam hal ini saya meneruskan budaya, atau nguri-nguri budaya yang sudah berjalan," jelas Kepala Desa Bungo, Slamet, Rabu (21/8/2019).
• PSIS Semarang Tahan Imbang Bhayangkara FC, Yoyok Sukawi: Penyakitnya Sudah Berkurang
Ia menjelaskan, kirab budaya tujuannya menggali potensi yang ada di Desa Bungo.
Seperti halnya hasil laut, hasil bumi, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Lanjutnya, gunungan hasil laut dan hasil bumi tersebut kemudian diarak dari SMA Roudlotut Tholibin menuju Makam Mbah Panji Kusumo.
"Gunungan tersebut kemudian untuk bancaan warga di depan Makam Mbah Panji Kusumo, bayan atau yang mbabat alas di Desa Bungo ini, dengan tujuan ngalap berkah," jelasnya.
Gunungan dari hasil laut tersebut, di antaranya udang, pindang, dan lainnya.
Kemudian yang berasal dari hasil bumi, di antaranya padi, cabai, kacang panjang, wortel, timun, dan sebagainya.
Sedangkan dalam kirab budaya tersebut, nampak dari RW 3 membawa bantal kustom dan caping dari bambu.
Kemudian properti tersebut dibawa dan dikenakan saat arak-arakan di tengah peserta dan penonton yang berjumlah ribuan, yang berjarak sekira dua kilometer tersebut.
Sementara, salah satu warga Desa Bungo, Masruhatun (23), nampak ikut memperebutkan gunungan tersebut di depan Makam Mbah Panji Kusumo, dengan menjadikan rok yang ia kenakan sebagai wadah hasil yang ia peroleh.
• UPDATE Klasemen Sementara Liga 1 2019 - PSIS Semarang Naik 1 Peringkat, Papan Bawah Memanas
"Saya mendapatkan, kerang, lele, benih padi," jelasnya sambil mengeluarkan satu-persatu dari rok yang ia lipat.
Lanjutnya, ia akan memakan dari hasil gunungan yang ia perebutkan yang telah diberikan doa orang banyak sebelumnya tersebut.
Kemudian padi yang ia peroleh, akan ia tanam dengan harapan hasil panennya melimpah. (Tribunjateng/Moch Saifudin)