Warga Pemalang Ini Lemas Dengar Kapal Putranya Hilang di Samudera Pasifik
Kesedihan mendalam tergambar jelas di wajah Alwi (59) dan Maskani (55). Suami istri warga Walar Timur, RT 1 RW 4 Kelurahan Sugihwaras,
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
Selain Khusni, ada pula Slamet Riyadi yang berasal dari desa yang sama.
Setelah kapal ini hilang, Taiwan meminta bantuan Amerika Serikat dan Jepang untuk membantu menemukannya.
• Mulan Jameela: Ternyata Cinta Bersemi setelah Menikah
• Ibukota pindah: Bagaimana Persiapan Warga Kaltim sambut Pemindahan ke Kaltim
• Berta Lengkap: Ketakutan Hukuman Kebiri bagi Penjahat Kelamin, Ini Pengakuannya
Jumat (23/8), hari dimana Alwi dan Maskani menerima kabar buruk, sebuah lembaga kelautan AS melaporkan kapal kontainer Jepang melihat puing-puing kapal nelayan hanya enam mil laut dari tempat Jin Long Tai 6 hilang.
FA kemudian meminta beberapa kapal penangkap ikan Taiwan yang berada di dekat lokasi itu untuk merapat.
Mereka diminta membantu mengonfirmasi identitas kapal yang sudah menjadi puing-puing.
Menurut Alwi, Khusni berangkat ke Taiwan sejak lima bulan lalu.
Sang anak tak sendirian, pergi bersama-sama Slamet Riyadi.
Alwi terakhir berkomunikasi dengannya sekitar dua bulan lalu.
Saat itu, mereka berbicara tak terlalu lama.
Informasi yang diterima Alwi mengenai nasib kapal anaknya berbeda dari yang diberitakan media Taiwan.
Terutama menyangkut waktu hilang.
"Saya diberitahu kapal Khusni terkena badai pada hari Selasa, 20 Agustus.
Sehari berikutnya dilakukan pencarian.
Terus tadi saya dapat informasi, sekitar jam 12.00 siang dilakukan penyelaman di lokasi kejadian," ungkapnya.
Agen TKI yang memberangkatkan Khusni dan Slamet sudah menemui keluarga.