Pemkab Demak Ajak Puluhan Pelajar Papua di Demak Doa Bersama di Pendopo
Pemerintah Kabupaten Demak ajak tiga puluhan pelajar Papua berdoa bersama di Pendopo Kabupaten Demak, Selasa (27/8/2019).
Penulis: Moch Saifudin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Pemerintah Kabupaten Demak ajak tiga puluhan pelajar Papua berdoa bersama di Pendopo Kabupaten Demak, Selasa (27/8/2019).
15 pelajar dari Pondok Pesantren Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak tersebut menarikan tari Sajojo, kemudian diikuti oleh sebagian pimpinan Forkopimda Demak.
Nampak Sekda, Kapolres, dan Dandim Demak mengikuti tarian belasan pelajar yang kebanyakan satu tahun belajar di Ponpes La Tansa tersebut.
"Melalui kegiatan ini kami bermaksud menyampaikan, bahwa pelajar Papua yang berada di Demak merasa nyaman belajar, damai dan tentram, sudah berbaur dengan warga Demak, dan bahkan sudah menjadi warga Demak," jelas Bupati Demak, M Natsir dalam kegiatan Doa Bersama dan Malam Keakraban untuk NKRI Kabupaten Demak.
• Kunjungi Redaksi Tribun Jateng, PLN Jateng-DIY Bersilaturahmi
• Sudah 20 Hari Gunung Slamet Berstatus Waspada, Suhu di Wisata Air Panas Guci Tegal Masih Normal
• Lagi, Satresnarkoba Polres Purworejo Tangkap Pemakai Narkoba
• Lestarikan Bangunan Tua, Festival Kota Lama Klampok Banjarnegara Kembali Digelar
Natsir melanjutkan, warga Demak yang berada di Papua juga banyak, pun sebaliknya. Ia mengajak agar senantiasa menjaga keutuhan NKRI.
Ia mengajak untuk semua elemen masyarakat agar senantiasa menunjukkan wajah Indonesia yang santun dan sopan.
Sementara, Kapolres Demak, AKBP Arief Bahtiar mengajak setiap elemen masyarakat di Demak tidak terprovokasi oleh media sosial sehingga berdampak kerusuhan.
"Dalam upaya ini kami mengadakan kegiatan yang menyentuh untuk adek-adek pelajar di Demak," jelasnya.
Arief menjelaskan, pasca kejadian di Malang dan Surabaya, Polres Demak senantiasa menyambangi pelajar Papua di Demak. Baik di Sekolah dan di tempat tinggalnya.
Upaya tersebut untuk memberikan rasa aman bagi pelajar Papua di Demak, serta dengan mengimbau setiap masyarakat Demak, bahwa pelajar Papua di Demak sudah menjadi warga Demak, serta berhak memiliki hak yang sama.
"Kami mengimbau kepada warga Papua agar tidak terprovokasi informasi yang bisa memancing emosi adek-adek pelajar Papua di Demak," jelasnya.
Sementara pelajar Papua kelas XII SMA 2 Demak, Fabiola Iek menjelaskan, selama belajar di Demak ia mengaku merasa aman dan tentram, serta tidak dibedakan ras, suku, dan agamanya.
Pelajar asal Meibrat dekat Sorong Papua Barat tersebut berharap, agar di Papua tercipta kedamaian, serta tidak ada kerusuhan dan senantiasa menjaga keutuhan NKRI.
"Saya berharap di Papua tercipta kedamaian.
Saya belajar di Jawa sudah tiga tahun, dan saya ingin menerapkan ilmu saya di rumah saat pulang nanti," jelasnya.