Kemenristek Dikti Target 11 PTNBH Masuk 500 Besar Dunia, Undip Kirim Mahasiswa S3 Kuliah di Malaysia
Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Indonesia dituntut Kemenristekdikti memperbaiki rankingnya.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Indonesia dituntut Kemenristekdikti memperbaiki rankingnya.
Minimal, 11 PTNBH di Indonesia harus menempati ranking 500 besar dunia.
Padahal hingga saat ini dari jumlah tersebut baru 3 PTNBH yang sudah masuk ranking 500 dunia.
Universitas Diponegoro (Undip) pun terus mengejar ranking itu. Dekan Fakultas Teknik Undip, Agung Wibowo menuturkan salah satu kriterianya ialah terus aktif di dunia internasional.
Di antaranya, bekerjasama dengan kampus luar negeri.
"Mahasiswa S3 kami, nanti perkuliahannya 2 tahun di Undip, 2 tahun di UTM (Universiti Teknologi Malaysia)," papar Agung di sela konferensi internasional tentang desain dan perencanaan kota di Santika Premiere Hotel, Semarang, Selasa (10/9/2019).
• Akreditasi Ulang, Umi Azizah Berharap RSUD dr Soeselo Slawi Raih Predikat Bintang Lima
• Pemerintah Pusat Non Aktifkan 10.169 warga Kendal dari BDT Program Perlindungan Sosial
• 32 Penyuluh KB di Brebes Terima Fasilitas Sepeda Motor, Bupati Sebut Masih Kurang
• Demi Nasi Berkat, Wafi dan Hasan RelaTempuh Jarak 175 Kilometer ke Kudus
Hal itu dikembangkan agar para lulusan S3 Undip memiliki kesempatan untuk berkiprah di level internasional.
Di antaranya membuat jurnal internasional terindeks scopus, dan lain-lain.
Dalam pengembangan disertasinya, Agung memaparkan tiap mahasiswa dibimbing oleh dua dosen, masing-masing dari UTM dan Undip.
Selain itu, menurutnya konferensi internasional juga terus dilakukan Undip.
"Kami di departemen perencanaan wilayah dan kota Undip ada satu laboratorium, urban design menyelenggarakan seminar ini," paparnya.
Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama menuturkan pertukaran dosen dan mahasiswa merupakan salah satu kriteria untuk meningkatkan peringkat dunia.
Selain itu ada mobilitas staf, riset bersama, juga mendorong dosen melakukan penelitian yang bisa dipatenkan.
"Artinya penelitian yang tidak biasa. Tetapi yang sifatnya dapat dipatenkan dan bisa digunakan masyarakat," imbuhnya. (Ahm)